42. Gelap

88 7 0
                                    

Play musik 🎶 Fiersa Besari - waktu yang salah. 🎶

Flashback on.

Irene menghabiskan waktu dengan hyun dari bermain di mall hingga akhirnya ia mengajak hyun makan malam di sebuah restoran tempat biasa irene mengajak hyun makan.

Untuk hari ini saat ini irene bahagia bersama hyun, hanya saat ini.

"Apa lelah bekerja seharian?" Tanya hyun perhatian.

"Tidak, setelah melihat mu."

Irene mengusap punggung tangan hyun.

"Menggombal? Aku sangat tersentuh beby." Goda hyun.

Setelahnya makanan pesanan mereka datang, irene terus memberi perhatian penuh pada hyun hari ini dari menyuapi hyun, menyeka sisa makanan di bibir hyun, atau sesekali ia mengusap sayang kepala hyun.

Sampai seulgi datang..

"Hay." Sapa seulgi.

"Hay unnie, sendiri?" Tanya hyun.

"Hmm, sendiri."

"Kemari lah bergabung bersama kami." Ajak hyun, irene tentu tak suka seulgi bergabung namun apa boleh buat.

"Tak apa, aku akan.."

"Duduk lah." Ucap irene. "Dan sejak kapan kamu memanggilnya unnie?" Irene menoleh ke samping nya menatap hyun curiga.

"Dia lebih tua dari ku jadi aku harus memanggil nya unnie kan? Apa aku harus memanggil nya ahjumma?"

"Kalau begitu kamu harus memanggil irene unnie dengan sebutan ahjumma, ia lebih tua dari ku." Ucap seulgi duduk di depan keduanya.

"Haruskah?"

"Tidak." Irene mencubit gemas pipi hyun. "Aku ke toilet dulu, kalian mengobrol lah." Irene bangkit meninggalkan keduanya.

"Makan?"

"Tidak."

"Mengkhawatirkan nya?"

"Sangat."

Hyun melepas kacamatanya. "Unnie, apa orang buta bisa bersanding dengan orang normal?" Hyun menghadap seulgi memposisikan arah pandang nya pada seulgi.

"Maksud mu? Tentu bisa, kenapa tidak."

"Tentu tidak." Tolak hyun. "Jika aku dengan irene unnie apa bisa bersanding?"

"Tentu bisa."

"Aku ini buta." Hyun akui. Seulgi terkesiap bingung. "Aku tak bisa melihat, mata ini tak bisa bergerak." Tunjuk hyun pada kedua matanya

"Kamu sedang bercanda?" Hyun menggeleng. "Tidak mungkin." Tentu seulgi tak mungkin mempercayai itu.

"Karena aku bisa melakukan apa pun seperti orang normal?" Seulgi mengangguk setuju. "Itu keistimewaan ku, bagaimana jika tebak warna?" Hyun memangku dagu nya. "Baju unnie warna merah? Baju ku warna putih? Baju irene unnie warna ungu?"

Seulgi memiringkan kepalanya menduga maksud hyun, ya memang benar warna yang hyun sebut bertolak belakang dengan apa yang ada tapi bisa saja hyun sengaja melakukan itu.

"Jangan mengada-ada."

"Bagaimana jika begini, aku bisa tebak di dalam tas mu ada ponsel, sebuah pulpen, dompet, sekotak cincin pertunangan kalian." Hyun tersenyum manis.

"Bagaimana kamu tahu?" Seulgi tercengang dengan yang hyun ucapkan, cincin pertunangan itu baru saja ia ambil hari ini.

"Itu keistimewaan orang buta seperti ku, namun aku tak bisa membahagiakan irene unnie dengan itu. Orang buta dan orang normal tak akan bisa bersanding."

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang