44. Gelap

77 8 0
                                    

Flashback on.

Minju menemani hyun dalam ruang teater, ia benar-benar terpesona akan kepiawaian hyun memainkan biolanya.

Sungguh minju tak menyangka jika kini ia melihat surga, harmonisasi yang terjalin antara biola hyun dan piano wendy membuat nya merasa di awan sungguh sangat sempurna.

"Good, harmonis dan tak ada dominasi di antara kalian." Ucap guru jang. "Berlatih lebih giat lagi. Miss tinggal." Guru jang meninggalkan ruangan teater.

"Wah kalian hebat." Minju mengacungkan dua jempol.

Hyun tersenyum begitu pula wendy namun saat berhadapan keduanya berbalik acuh satu sama lain.

"Kalian itu cocok untuk bersaing memang." Keluh minju berdiri di depan panggung teater menatap keduanya bergantian.

"Cih." Wendy mengabaikannya dan kembali ke belakang.

Hyun mengikuti dari belakang ia harus segera pulang tak ingin irene datang mencarinya lagi.

Hyun meminum airnya, entah apa yang ada dalam pikiran wendy saat itu ia mendekati hyun mengambil biola hyun yang di letakkan begitu saja di atas meja dan..

Brak.

Wendy tersenyum setelah membanting biola itu hingga rusak, hyun berbalik terkejut biola nya sudah hancur. Hyun marah.

"Apa yang kamu lakukan huh?"

"Menunjukkan posisi yang seharusnya, barang rusak dan manusia rusak itu di bawah." Wendy menginjak biola itu hingga patah.

"Kamu.." hyun menarik kerah baju wendy. Emosi hyun memuncak namun ia menahannya.

"Orang buta akan selamanya buta, menyingkir." Teriak wendy mendorong hyun.

Buk.

Wendy memukul hyun duluan, dan berlanjut keduanya baku hantam. Minju yang berada di luar segera masuk ketika mendengar keributan dari dalam, matanya membelalakkan melihat keduanya saling pukul tak ada yang mau mengalah, minju tak berani melerai keduanya mau tak mau ia memanggil guru.

Minju kembali bersama guru jang, minju menarik wendy dan guru jang menarik hyun.

"Apa-apaan kalian?" Bentak guru jang.

"Aku hanya tak sengaja menyenggol biolanya dan dia memukul ku." Suara wendy meninggi tak terima.

"Kamu merusak biola ku." Hyun tentu tak mau kalah kali ini, biola pemberian hoon sangat berarti untuknya.

Guru jang melihat biola hyun yang hancur tentu ia paham jika itu tak mungkin rusak karena jatuh tersenggol tapi di banting.

"Kalian berdua ikut ibu ke ruang BK."

Dengan sangat terpaksa keduanya mengikuti guru jang, minju yang masih di ruangan merapikan biola milik hyun memasukkan nya dalam tas biola, ia menatap sekilas sebuah ukiran di biola itu.

Gong hoon ♥️ gong hyun.

Minju terdiam mengingat sesuatu.

Gong hoon? Jihyun memiliki biola orang lain? Tapi jihyun menggunakan nama gong hyun di cafe, apa mungkin dia..-batin minju menduga.

Minju pun membawa biola hyun menuju ruang BK. Namun minju melihat hyun tengah berjalan keluar ruang BK, ia pun mengikutinya.

"Jihyun." Panggil minju.

"Min-ju." Hyun seperti tersengal-sengal ia mengeluarkan ponselnya. "Tolong hubungi lisa unnie." Hyun memberikan ponselnya pada minju.

"Kamu kenapa?" Minju khawatir menerima ponsel hyun.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang