Jisoo kembali dengan kebiasaan buruk nya, ia mulai minum-minum tanpa perduli apa pun.
Alice berdiri di depannya dengan mata marah.
"Apa kamu diputuskan pacar mu?" Jisoo menggeleng lemah. "Dia mencampakkan mu?" Jisoo kembali menggeleng. "Lalu apa?"
"Adik ku.."
"Lalu jika adik mu pergi maka kamu akan menyakiti dirimu? Kenapa kamu tak berusaha membuat nya kembali pada mu?"
"Tapi.." jisoo mabuk berat.
"Yang kamu lakukan saat ini sama seperti dulu, bukan nya bangkit kamu justru lebih terpuruk dari adikmu." Alice menghela nafas.
"Jisoo unnie.." jihyo lari tergesa-gesa saat mendengar jika jisoo saat ini berada di bar dan minum-minum. "Apa yang terjadi?"
"Patah hati.." alice tersenyum menyambut jihyo. "Di tinggal adik nya.."
"Jennie?"
"Ji hyun, adik paling kecilnya."
"Hyun-i?"
"Ah aku lupa kamu sahabat mendiang kakak nya, ya hyun-i. Maaf sudah menghubungimu untuk jisoo."
"Tak apa.."
"Kamu yakin nona idol? Tak takut karir mu redup?"
"Takut tentunya tapi aku juga tak mungkin meninggalkan nya begitu saja."
"Baiklah, ayo kita bawa dia pulang." Alice mulai membopong jisoo di bantu jihyo.
Dengan susah payah mereka berdua membawa jisoo menuju mobil alice, mereka membawa nya pulang ke rumah keluarga kim.
.
.
.
"Unnie." Hyun duduk tepat di sisi meja kerja namjoo.
Namjoo menelan ludah susah, entah mengapa ia merasakan aura yang serupa dengan ibu nya dari hyun, aura yang sangat gelap dan pekat.
"Jihyo unnie berpacaran dengan salah satu pengasuh ku, apa unnie tak marah? Jihyo unnie cinta pertama unnie dan dulu unnie akan menikahi nya." Hyun menengadah. "Awal nya aku setuju hubungan mereka tapi setelah tau semua dari unnie aku merasa sangat marah." Hyun menoleh pada namjoo dengan mata yang tak bisa mengekspresikan perasaan nya.
"Ah hyun, kamu tahukan jika unnie hanya ingat sebagian saja?"
"Ya aku tahu." Hyun turun dari duduk nya berpindah ke belakang namjoo. "Bagaimana jika kita beri mereka hadiah." Hyun berucap tepat di sebelah telinga namjoo.
"Ha-hadiah?"
"Mata di balas mata."
"Maksud mu hyun?"
"Ayolah unnie, apa unnie tak ingin membalas mereka yang sudah merebut semua milik kita?"
"Hyun-i, unnie sudah bahagia.."
"Tidak, aku tak bahagia. Aku ingin mereka merasakan apa yang aku rasakan " hyun mencengkeram sandaran kursi namjoo.
.
.
.
"Halo?" Alice tersenyum mendengar panggilan telepon dari sebrang sana.
"..."
"Baiklah." Alice mematikan telepon nya.
"Unnie mau kemana?" Tanya rose, astaga lihat lah betapa sembab mata rose kini. Ingin rasanya alice mengutuk hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blind
FanfictionKamu adalah Hyun, Gadis buta yang merubah hidup semua orang di sekitar mu. Nikmatilah perjalanan cintamu disini