04. Aku

176 8 0
                                    

Aku bangun dari tidur ku tanpa jennie unnie disebelah ku, aku memilih pergi menyiapkan diri ke sekolah, setelah ku rasa rapi aku menuju ruang tengah dan ku dapati jennie unnie tengah duduk di meja makan dengan beberapa makanan yang ku yakini ia yang memasaknya.

Ia ingin mengajak ku berbincang saat aku sudah duduk di depan nya, tapi aku mengabaikannya aku hanya masih belum terbiasa dengan kejadian semalam, ku lahap memakan makanan yang ia sajikan untuk ku hingga habis.

Jennie unnie begitu perhatian, saat ada sisa makanan di sudut bibir ku ia mengusap membersihkan nya.

setelah selesai makan aku berangkat ke sekolah, jennie unnie mengantarkan ku hingga dekat sekolah karena permintaan ku.

Sepanjang pelajaran aku tak begitu memperhatikan apa yang di terangkan guru, otak ku hanya berputar pada 2 kejadian yang terjadi kemarin, pernyataan Irene unnie dan ciuman ku dengan jennie unnie, ini sungguh berat.

Saat jam istirahat ku pergi ke halaman belakang sekolah, ku panjat pohon dan ku nikmati sandwich buatan jennie unnie sambil bersenandung musik yang ku mainkan di kelas tadi.

Minju datang, segera ku habiskan sandwich ku.

Mengganggu saja.-batin ku.

Dia kemari hanya memastikan benar tidaknya bahwa aku buta, tentu aku buta aku berharap tak buta pun aku tak bisa karena nyatanya memang aku buta hanya sedikit keajaiban terjadi padaku maka dari itu aku bisa melakukan hal yang di lakukan orang normal.

Sial-batin ku.

Wendy dan grombolannya datang mendekati ku.

Bruk..

Aku meringis saat Wendy mendorong ku sangat kuat ke tembok.

"Kamu mendekati minju?" Tanya Wendy

"Tidak." Punggung ku sakit, aku terduduk di lantai

"Mau main-main rupanya, hajar." Ucap Wendy memerintah temannya untuk menghajar ku.

Mereka mulai menendang ku tanpa henti dan Aku hanya bisa meringkuk menahan rasa sakit dari tiap tendangan. Aku hanya melindungi wajah ku agar memarnya nanti tak menjadi masalah di keesokan hari.

Mereka menyeret ku ke gudang mengunci ku dari luar, aku berpura-pura menggedor pintu gudang setidaknya mereka tak tahu jika aku bisa meloloskan diri dari gudang nantinya, setelah ini akan ku minta lisa unnie mengurusnya.

Ini sangat menyakitkan, aku akan pulang saja toh percuma aku kembali ke kelas jika nanti mereka akan menghajar ku lagi.

"Huh." Aku menyandarkan diri di pintu. "Auw." Aku meringis merasakan sakit di sekujur tubuh ku. "Semoga unnie tak tahu." Aku merenggangkan badan lalu membuat suara-suara di sekitar sampai aku menemukan jendela di sudut ruangan.

Ku panjat jendela itu lalu meloncat keluar dari gudang, aku segera menuju loker ku mengambil tas dan pulang ke apartemen jisoo unnie.

Ku ganti pakaian ku dan menunggu jam kerja ku di cafe, lebih awal aku rasa tak masalah daripada meratapi diri di apartemen.

Aku datang terlalu awal bahkan yeri unnie belum datang, saat ia sampai aku mengekorinya dari membuka pintu cafe sampai menuju loker untuk berganti pakaian lebih tepatnya hanya dia, aku tak mungkin melayani tamu sendiri nanti.

Rose unnie datang bersama dengan irene unnie memasuki cafe, Wajah irene unnie tertekuk entah apa yang terjadi padanya aku pun menyusulnya ke ruang loker.

Aku sedikit khawatir akan dirinya takut jika terjadi sesuatu pada wanita cantik ini.

"Terimakasih." Ucap irene unnie mengusap pipi ku. "Aku baik-baik saja hyun, ayo kita bekerja." Irene unnie menarik ku kembali ke meja bar.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang