Jisoo bisa mencium aroma wangi yang menggoda dari leher jihyo, jihyo merasa jantung nya berdebar kencang lagi jika sedekat ini dengan jisoo, hembusan nafas jisoo menggelitik kulit leher nya membuat jihyo semakin gugup sekarang hingga tanpa sadar tangan nya meremas ujung pakaiannya menutupi kegugupannya.
"Cantik." Jisoo menarik diri setelah selesai memakaikan kalung itu di leher jihyo, jisoo bisa melihat wajah jihyo yang bersemu merah.
Cup.
Perlahan jisoo mengecup bibir jihyo dengan lembut, jihyo menatap nya lekat masih belum percaya jika jisoo telah menjadi kekasihnya detik ini juga.
"Ada apa?" Jisoo mengusap pipi jihyo.
"Aku masih tak menyangka jika baru saja unnie mengajak ku berpacaran." Ucap nya.
Cup.
"Apa sekarang kamu percaya?" Ucap jisoo setelah mengecup kembali bibir jihyo yang menggoda.
Cup.
"Masih belum percaya?" Tanya jisoo lagi setelah mengecup bibir jihyo untuk kedua kali nya, jihyo pun mengangguk setelah nya. "Lagi?" Jihyo mengangguk tapi kali ini dia menutup matanya berharap jisoo akan mencium nya lebih lama.
1
2
3
"Hahaha." Jisoo langsung tertawa terbahak-bahak melihat jihyo yang menunggu untuk mencium dirinya.
Jihyo yang merasa dipermainkan pun memukul lengan jisoo cukup keras hingga empunya meringis, siapa yang tak kesal jika di posisi jihyo sekarang.
"Sebegitu ingin nya kamu berciuman dengan ku?" Goda jisoo dengan senyum manisnya.
"Tidak." Tolak jihyo yang tengah kesal.
"Tidak mau? Padahal waktu itu kamu sampai mendesah kan nama ku." Goda nya lagi.
"Unnie." Jihyo kembali memukul lengan jisoo.
"Unnie? Bukan nya sekarang harusnya kamu memanggil ku honey, sayang?"
"Hmm?" Jisoo berhasil membuat jihyo kalang kabut menutupi sebagian wajahnya yang memerah malu.
.
.
.
Tepat pukul 8 dimana waktunya cafe tutup, hyun membersihkan mesin kopi nya sementara yeri yang mencuci gelas dan piring kotor nya lalu rose seperti biasa mengecek pemasukan hari ini irene sesekali memotret hyun entah kenapa di mata irene posisi hyun saat ini terlihat keren.
Ini sebagai kenang-kenangan-batin irene.
Irene memasukan kembali ponselnya kedalam saku celananya dan mulai membantu yeri memindahkan piring dan gelas yang sudah di cuci nya.
"Hyun, yeri, unnie sudah mentransfer gaji kalian, dan irene unnie juga."
"Aku?"
"Hmm, unnie sudah banyak membantu ya walau yang ku berikan tak sebanyak gaji dosen."
"Tak perlu rosie, akan ku transfer kembali." Segera irene mengeluarkan ponsel hendak melakukan transaksi pengembalian uang.
"No, jika unnie mengembalikan uang itu maka unnie tak boleh lagi ke tempat ini." Ancam rose.
"Tapi rosie, aku kesini hanya menemani hyun tak lebih."
"Terima saja by, kamu lebih memilih tak bertemu dengan ku dari pada menerima uang itu?" Hyun mengelap tangannya yang basah setelah membersihkan mesin kopi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blind
FanfictionKamu adalah Hyun, Gadis buta yang merubah hidup semua orang di sekitar mu. Nikmatilah perjalanan cintamu disini