48. Gelap

79 8 11
                                    

Terimakasih untuk yang sudah menyempatkan diri untuk membaca ini, dan sangat terimakasih untuk yang sudah vote, dukungan kalian yang terbaik.

Dan yang belum vote, klik gambar bintang nya ya. 🙏

🌟 klik ya.

Lanjut...

Jisoo dalam perjalanan mengantar jihyo menuju dorm, senyuman jisoo tak pernah lepas karena jihyo cukup lucu mengenakan pakaian hyun.

"Maaf jika aku membuat mu menghabiskan banyak waktu bersama ku, aku tak akan mengulanginya lagi."

"Aku tak yakin itu." Lalu jihyo menghela nafas. "Harusnya aku bisa menahan godaan unnie." Gumam nya yang tentu terdengar oleh jisoo.

"Dan maaf untuk itu." Jisoo mengusap sayang kepala jihyo. "Itu karena aku merindukan mu."

"Merindukan ku? Tapi tak berkabar selama beberapa hari apa itu merindukan ku? Bahkan harus aku yang menemui unnie." Omel jihyo

"Apa kamu sedang merajuk honey?" Goda jisoo.

"Tentu aku merajuk, tiga hari, ti ga ha ri unnie tak ada kabar sama sekali sampai aku berpikir mungkin unnie mati di ruang operasi karena pisau bedah mu terbang menusuk jantung mu sendiri." Ucap jihyo bahkan hingga memperagakan bagaimana pisau yang ia maksud menusuk jantung jisoo.

Jisoo justru tertawa karena tingkah menggemaskan jihyo, seperti nya jisoo harus segera menikahinya takut ada pesaing lain yang akan menikung nya.

Jisoo memarkirkan mobilnya di basemen apartemen dorm Twice, ia membantu jihyo membuka seat belt nya.

"Ingat kabari aku, bahkan jika hanya mengatakan 'aku sudah makan' itu sudah cukup untuk ku."

"Mengkhawatirkan ku hmm?"

Jihyo memutar bola matanya merasa cukup jengkel juga dengan tingkah jisoo. "Aku heran dengan diriku kenapa bisa jatuh hati pada unnie." Jihyo menggelengkan kepalanya.

"Karena aku menawan." Jisoo mengangkat kedua alisnya, jisoo suka menggoda jihyo.

"Ya ya ya, sangat menawan sampai aku berpikir apa lebih baik ku awetkan saja ke-menawan-an unnie dengan formalin." Jihyo menyentil kening jisoo.

"Aw itu sakit." Jisoo mencoba merubah mimik dengan memelas.

"Iuh itu tak cocok dengan unnie, jika itu hyun aku akan mencium keningnya tapi itu unnie jadi.. no thanks." Ujar jihyo memang tidak biasa dengan sikap jisoo yang manja, namun jisoo terus menunjukkan wajah bersedih nya. "Maaf." Jihyo mengusap sayang kening jisoo yang baru saja ia sentil itu.

Tentu jisoo merasa senang jika begini. "Semangat lah bekerja, jangan sampai sakit." Ucap jihyo masih mengusap kening jisoo. "Menjadikan ku sebagai istri mu tidaklah mudah dan murah, jadi cari uang yang banyak." Ucap jihyo sedikit tertawa melepas usapan nya

"Siap laksanakan ratu ku." Jisoo memberi hormat. Jihyo keluar dari mobil, "sampaikan salam ku pada yang lain." Ucap jisoo.

"Pasti, hati-hati dijalan." Ucap jihyo melambaikan tangannya.

Jisoo pun berlalu dengan mobilnya menuju rumah sakit.

.

.

.

Jennie berkali-kali menghela nafasnya, pikiran nya kini tertuju pada kakak nya, jisoo yang memiliki sister complex sejak kecil terus melindunginya, menyayanginya, bahkan apa pun akan jisoo lakukan untuk dirinya.

Kembali jennie menghela nafas. Bahkan setelah jennie jauh darinya jisoo jadi rusak, sering minum, bergonta-ganti pasangan lebih tepatnya one night stand, begitulah yang di cerita oleh kedua orang tuanya.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang