12. Gelap

157 17 5
                                    

Jennie tengah memeriksa beberapa pasien, ia menyapa dari satu bilik ke bilik selanjutnya. Tubuhnya memang disana tapi pikiran nya melayang memikirkan kejadian semalam.

"Gong hyun." Ucapnya lirih berjalan keluar dari kamar rawat.

Flashback on.

Jennie POV

Aku baru saja selesai menata roti yang ku beli tadi ke dalam lemari di dapur, kulihat hyun sedang asik bermain di kamar ku dan kamar dia. Aku ingat waktu itu jisoo unnie hendak memindahkan semua mainan milik hyun ke kamarnya tapi aku melarang nya karena itu sangat banyak jadi ku biarkan saja di kamar ku.

Anak itu terlihat bahagia dengan semua mainan yang ia miliki, ku ingat tadi lisa bilang hyun sebentar lagi akan berulang tahun apa sebaiknya ku belikan dia juga hadiah? Tapi apa?

"Jennie-si." Panggil hyun yang sudah ada di depan meja makan. "Boleh ku minta roti yang tadi? Aku lapar." Ucap nya.

Aku segera mengambil roti tadi dari lemari lalu memberikan pada nya. Jika dia di rumah ia tak pernah menggunakan kacamatanya tapi keluar selangkah saja dari sini ia akan menggunakannya tak mau melepasnya barang sebentar saja.

"Mau nasi goreng kimchi?" Tanya ku seperti kurang kalau dia hanya makan roti.

"Aku mau, sangat." Terlihat dia sangat antusias.

"Tunggu akan ku buat kan." Kulihat matanya yang memandang kosong itu terlihat berbinar binar.

Aku segera mengambil bahan dari kulkas dan mulai memasak, ku pandangi dia sesekali ia menutup mata.

"Tara." Aku menghidangkan makanan di piring.

"Wah, selamat makan."

"Sebentar." Aku hendak mengambil sendok tapi dia sudah duluan memakan nya dengan sendok yang entah datang dari mana.

Dia terlihat bersemangat melahap masakan buatan ku, awalnya aku melihat anak ini iba apa lagi itu karena perbuatan ku tapi makin kesini aku kesal dengan anak ini yang tingkahnya tak jauh beda dengan jisoo unnie. Tapi entah mengapa ada perasaan aneh yang aku rasakan pada anak ini, perasaan nyaman bersamanya.

"Wah ini benar-benar enak, seharusnya dari dulu anda disini membuatkan kami makanan." Tangan ku bergerak sendiri mengusap pucuk kepalanya, dia tersenyum akan perlakuan ku.

"Akan ku buat kan tiap hari jika kamu mau."

"Hmm harus." Dia mengangguk, ia berdiri membawa piring menuju tempat cuci.

"Biar aku saja." Ucap ku mengambil alih piring nya.

"Tak apa, aku hanya tak bisa melihat bukan tak bisa apa-apa." Ucap nya tersenyum. Senyuman anak ini memang meneduhkan pantas saja banyak gadis di cafe yang menunggunya.

Ia baru saja selesai mencuci piring berjalan ke kamar kami, ku susul dia ke kamar.

"Aku akan tidur di kamar jisoo unnie." dia menarik sebuah boneka kucing di tangan kanan nya

"Tidurlah disini." Ada apa dengan ku, aku menarik tangan nya yang hendak pindah kamar.

"Lalu anda akan tidur di kamar jisoo unnie?"

"Ah itu." Ku lepas tangan nya. "Aku ingin tidur bersama mu." Astaga kenapa aku jadi terdengar mesum begini, ini tidak mesum.

"Hmm baiklah." Hyun kembali ke tempat tidur mengambil beberapa mainan miliknya. Ia nampak biasa saja di tempat tidur sedangkan aku yang kebingungan sekarang.

"Jennie-si tak tidur? Besok tak kerja?" Tanya hyun meletakkan mainan nya di rak mainan.

Aku berjalan ke ranjang mencoba biasa saja, ku pandang jam dinding menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Ku sandarkan diri di sandaran ranjang, ku lihat dia mengambil lagi mainan yang sepertinya baru setengah di rakit. Aku harus memulai perbincangan, aku harus lebih dekat dengan nya bukan.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang