Sudah 2 hari jisoo dan jennie di rumah sakit, wajah lelah terpancar dari wajah mereka. Jisoo berjalan gontai menuju mobil nya.
"Jendeuk, tolong bawa mobil nya aku sedang lelah."
"Tapi unnie.."
"Kau masih takut?"
"Lumayan." Ucap jennie ragu.
"Tapi kita akan mati jika aku yang membawa nya, cukup bawa ke cafe rose saja." Jisoo sudah masuk di kursi penumpang di samping pengemudi.
Mau tak mau jennie pun masuk di kursi pengemudi, ia mulai menyalakan mesin mobil nya menjalan kan perlahan keluar sari area rumah sakit menuju cafe rose. Jika waktu yang di butuhkan dari rumah sakit ke cafe hanya 30 menit sekarang justru hingga 1 jam karena jennie membawanya dengan perlahan. Jisoo juga hanya tertidur di dalam mobil dan tak tahu jika mobil nya berjalan perlahan.
Sesampainya di cafe jennie membangunkan jisoo secara perlahan.
"Selamat datang." Ucap para gadis yang menjadi pekerja cafe.
"Nene? Kau berkerja disini?"tanya jisoo menunjuk irene yang tengah memberikan pesanan pada pelanggan. "Apa gaji seorang dosen kurang?" Jisoo dengan mulut sialannya.
"Pesanlah sesuatu jangan malah menganggu ku." Ucap irene berjalan menuju belakang bar.
"Ckckck. Jennie kau pesan apa?"
"Ice red velvet latte dan cheesecake."
"Aku ice long black dan carot cake. Hyun mana, rosie? Kenapa yeri yang membuat minum?"
"Dia meminta libur padaku, katanya ada yang di urus di panti." Ucap rose di meja kasir.
"Ah begitu, jendeuk nanti kita ke panti." Jisoo mengajak jennie duduk tak jauh dari bar.
.
.
.
Wanita paruh baya sedang memasak kue di dapur untuk dua orang yang tengah asik bermain catur di halaman belakang rumah, ia membuat adonan sedemikian rupa, beberapa kali ia tersenyum mendengar pertengkaran dua orang yang sedang bermain catur itu. Yang muda terdengar protes karena yang tua memindahkan bidak bukan pada giliran nya atau dia sengaja menggerakkan 2 bidak sekaligus.
"Appa kau curang."
"Tidak." Si pak tua memperbaiki posisi kacamata nya.
"Kudanya tadi tak di sana, appa memindahkan nya."
"Mana buktinya? Kau saja tak bisa melihat."
"Appaaa.." keluh yang lebih muda.
"Ckckck, sayang kau curang." Sang wanita meletakan kue, kopi dan susu di meja dekat mereka.
"Aku tak curang sayang, dia saja yang tak melihat langkah ku."
"Eomma, appa berbuat curang, tadi kudanya tidak di sana, dan tadi juga bentengnya masa bisa berjalan menyamping kan itu curang."
"Sayang jangan bermain curang." Wanita tua itu mengusap pucuk kepala yang lebih muda.
"Ah baiklah, jika bukan karena istri tercinta ku aku tak akan mengalah."
"Hauh appa memang curang tahu, pakai berdalih segala. Malu dong menipu orang buta seperti ku."
"Kenapa dia makin hari makin mirip putri kita yang paling tua itu?" Si pak tua melipat kedua tangannya dan menggelengkan kepalanya.
"Bukan kah bagus? Karena itu berarti anak ini menjadi putri kecil kita dan jennie menjadi anak tengah."
"Tapi aku tak mau memiliki anak yang buta." Dengan mimik wajah di buat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blind
Hayran KurguKamu adalah Hyun, Gadis buta yang merubah hidup semua orang di sekitar mu. Nikmatilah perjalanan cintamu disini