58. Gelap

72 10 2
                                    

"disana imo." seulgi membantu naeun keluar dari mobil.

dengan terburu-buru eomma son keluar mobil menuju kerumunan polisi yang menjaga area itu.

"maaf anda tidak di perkenankan ma.." seorang polisi menghadang eomma son.

"aku eomma anak itu." ucap nya dengan wajah pucat cemas akan putri kecil nya.

Polisi ini mengajak eomma son untuk mendekap pada lisa dan polisi lain yang tengah melakukan mediasi pada wendy.

eomma son merosot saat melihat putrinya begitu kacau, rambut berantakan, wajahnya kucal bahkan baju yang terlihat lusuh, jauh dari kata wendy yang selalu terlihat sempurna.

eomma son mengatub bibirnya pedih pilu. "anak ku.." ia bahkan tak tahu harus berbuat apa, ia pun merasa gagal menjadi seorang ibu untuk anak-anak nya, gagal menjadi contoh serta pelindung untuk kedua putrinya dan justru semua hal buruk harus menimpa wendy, ia menyesal.

.

.

.

Mediasi berjalan alot, wendy menolak untuk turun dari tepi jembatan dan betah duduk di sana memperhatikan tiap orang dengan menatapnya penuh kebencian pada mereka, ada beberapa yang berbisik bergunjing akan apa yang wendy lakukan, pantaskah wendy mendapatkan itu? apa semua hal ini harus ia terima?

Irene menghampiri seulgi yang membopong naeun tanpa tongkat, "mana imo mu?"

"ia sudah mendekat, bisa kamu jaga naeun untuk ku?" pinta seulgi.

"tentu." irene meraih tangan naeun.

"maaf aku merepotkan kalian."

"tak ada yang merasa direpotkan naeun-a." seulgi menyayangi sepupu nya ini. "Kalian berdua?" tanya seulgi saat melihat hanya rose lah yang bersama irene.

"kami berti.." irene dan rose saling menoleh ke arah belakang mereka tapi nihil, hyun tak ada.

"hyun-i?" panggil rose mencari hyun dari tengah kerumunan beberapa orang yang menyaksikan di pinggir jembatan.

"sial, lisa akan mengurangi investasi pada perusahaan ku jika begini." keluh seulgi meruntuki nasibnya.

"bear, kamu masih memikirkan pekerjaan disaat seperti ini?" keluh irene.

"maafkan aku hyun, tapi memang begitu kenyataannya." ya memang begitu kenyataannya. "rosie ayo kita cari bocah hyun dulu sebelum lisa mengamuk." seulgi menepuk pundak rose.

.

.

.

Seseorang baru saja menarik moonbyul ke pinggir dengan salah satu mobil polisi yang terparkir.

"beri aku akses mendekati orang itu.." pinta hyun menunjuk ke arah wendy dengan tongkatnya.

"untuk apa? lagi pula untuk apa kamu kemari? biar ini menjadi tugas polisi jihyun."

"dia sahabatku unnie."

"jihyun, di sini sudah ada polisi, kami semu.."

"aku tahu tapi tak akan menghilangkan niatnya untuk melakukannya lagi."

"aku tahu kamu ingin membantu jihyun tapi.."

"unnie, aku memang anak kecil tapi ini bukan masalah kecil, sahabatku itu mengalami stress yang berkepanjangan, kakak nya mengalami kebutaan sama seperti ku, ia di tuntut untuk menggantikan apa yang harusnya unnie nya lakukan, pergelangan tangannya baru seminggu yang lalu ia lukai untuk mengakhiri hidupnya, akan sangat mungkin ia untuk melakukan percobaan lainnya.."

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang