27. Gelap

121 12 0
                                    

Jisoo tertidur di ruangan nya setelah melakukan operasi yang cukup panjang hari ini, june dan minho pun baru saja datang untuk istirahat mereka.

"Jisoo sunbae pasti sangat sibuk." Ujar june.

"Tentu, kamu pun harus bisa sehebat dia." Ucap minho menepuk pundak june.

Brak.

"Dokter jisoo pasien kecelakaan yang di bawa polisi tempo hari kabur." Ucap seorang dokter muda masuk dengan terburu-buru tanpa permisi.

Jisoo mendongak menatap si dokter itu dengan mata khas orang setengah sadar.

Sial, bocah itu akan di amuk jisoo noona-batin minho.

Selamat kan aku dari situasi mencekam ini-batin june, yang sudah berdiri di belakang minho untuk berlindung.

Jisoo merogoh kantong jasnya mencari ponsel nya, ia menekan tombol telepon.

"Pasien mu kabur, 15 menit kamu tak membawa nya kembali ke rumah sakit ku, akan ku pastikan ginjal mu menjadi mainan dalgom." Ucap jisoo dengan nada datar saat sambungan teleponnya langsung terhubung.

"Baik, jisoo unnie." Tentu ini lisa yang ia hubungin.

Jisoo mematikan sambungan teleponnya lalu beralih pada dokter muda yang masih berada di ambang pintu, dokter muda itu tak berani maju sama sekali setelah mendengar kata yang di ucapkan jisoo tadi, sementara june dan minho sudah berjalan mundur dan memilih sembunyi di balik sofa.

"Kamu tahu aturan tata krama masuk suatu ruangan?" Tanya jisoo hanya di jawab anggukkan kepalanya yang tertunduk takut. "Kalau begitu, setiap kamu masuk kedalam suatu ruangan entah itu ruang apa pun termasuk toilet ketuk lah pintu." Ucap jisoo menasehati. "Jika tak bisa maka tangan mu akan ku jadikan pajangan di pintu masuk ruangan ini." Lanjut jisoo yang tentu saja membuat siapa saja yang mendengar nya merinding.

Si dokter muda itu sudah bercucuran keringat karena gugup, jisoo pun mendekatinya dan menepuk pundaknya.

"Kembalilah ke pekerjaan mu." Ucap jisoo.

"Maafkan aku dokter, maaf." Ucap nya membungkuk.

"Bersyukurlah bukan jennie yang ada di ruangan ini saat kamu melakukan nya, karena jika ya maka sudah dipastikan jarimu tak akan sesuai tempatnya." Ucap jisoo menepuk pundak si dokter muda lalu kembali ke posisi awal nya untuk tidur.

.

.

.

Irene POV.

Seulgi mengirimkan ku pesan jika dia sudah di kampus, aku mengajak nya untuk bertemu di kantin saja karena aku tak ingin ada insiden seperti tadi pagi lagi.

ku edarkan pandangan ku mencari keberadaan seulgi, dia duduk di tengah seorang diri.

"lama?" tanya ku mengambil duduk di depan nya.

"tidak, baru saja." ku lihat ia tersenyum senang.

"langsung saja katakan apa tujuan mu."

"ah itu, bagaimana jika kita makan dulu." ucap seulgi terdengar ragu.

"baiklah ayo." aku bangkit mengajak nya memesan makanan.

Kami memilih beberapa makanan, beberapa kali ia memilihkan ku makanan yang ku suka setelah nya kami kembali ketempat duduk kami tadi.

Kami menyantap makanan kami dengan hikmat sesaat, setelahnya aku meminta nya kembali menjelaskan maksud tujuan nya mengajak ku bertemu.

"maaf sebelum nya unnie untuk yang tadi pagi." aku mengangguk mengerti. "aku mengajak mu bertemu untuk membicarakan pertunangan kita." aku menghela nafas, setelah tadi pagi lisa yang memberitahu ku kini seulgi langsung yang mengatakan nya.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang