03. Aku

101 9 0
                                    

Pagi ini jisoo unnie menjemputku dengan wajah seperti menahan amarah, aku rasa ia benar-benar marah padaku kali ini karena tak berkata jujur padanya, setelah berpamitan dengan appa dan eomma aku bergegas masuk mobil jisoo unnie tanpa berani mengangkat kepala ku, karena ia terus menatap ku dengan pandangan ingin membunuhku saat ini juga. jennie unnie juga masuk duduk di sebelah jisoo unnie sementara aku duduk di kursi penumpang belakang.

"jisoo unnie." ku beranikan diri untuk memanggil nya.

"2 minggu ke depan jennie akan menjemput mu dari cafe, pulang sekolah lisa atau rose yang akan menjemput mu." ucap jisoo unnie tanpa aba-aba.

"tapi unnie, mereka kan sibuk semua aku tak mau merepotkan mereka, rose unnie sibuk dengan tugas dosen nya, lisa unnie sibuk dengan kasusnya, lalu jennie-si pasti sibuk operasi sama seperti mu unnie." tentu aku protes akan hal itu.

"kamu tahu kesibukan para unnie mu tapi kamu membuat masalah dengan tidak menginap di tempat salah satu unnie mu dan justru nginap di rumah tanpa sepengetahuan ku? bahkan kamu berbohong pada rose, gong hyun." ucapnya penuh penegasan.

"tapi unnie, aku kan-"

"kamu bahkan tak meminta maaf pada mereka."

Aku menunduk lesu dan kesal tentu nya, ini sama saja dengan ultimatum aku yang tak boleh kemanapun tanpa pengawasan nya. Jennie unnie pun bingung entah ia harus menenangkan ku atau jisoo unnie, mungkin ini yang sering orang katakan jika aku dan jisoo unnie sangat mirip, bahkan jika beradu argumen pun akan sulit menemukan titik tengah jika tak ada yang mengalah dan aku yakin jennie unnie ada di posisi itu sekarang.

Sesampainya di sekolah mau tak mau aku di antar oleh jisoo unnie hingga ke dalam sekolah lebih tepatnya hingga di depan kelas, dan yang menyebalkan nya aku harus bersikap selayaknya orang buta. jennie unnie ku minta menunggu di mobil saja, karena setelah ini telinga ku akan panas dengan olok-olokan wendy cs.

Aku cuma bisa berharap tak terjadi hal yang mengerikan untuk hari ini saja.

Aku menjalani hari ini dengan cukup aman hanya saja ejekan tak pernah berhenti masuk dalam pendengaran ku serta pandangan menyudutkan ku dari si minju, aku tak perduli itu, walau telinga ini sudah memerah panas mendengar ejekan mereka.

Saat pulang aku menunggu semua orang pulang baru aku keluar sekolah, aku mendapati mobil rose unnie tak jauh dari area sekolah tengah menunggu ku, aku rindu dengan nya. aku segera berlari menuju mobil rose unnie dan mengetuk kaca mobil nya sampai kaca di turunkan yang ku dapati bukan rose unnie melainkan temannya irene unnie.

Aku memasuki mobil duduk di sebelahnya, sedikit menggodanya dengan kata-kata manis tentu nya, dia sungguh sangat cantik mungkin setara bidadari.

Irene unnie sedikit memberi ku masukan sebagai orang dewasa, ya aku memang salah tapi aku sedang tak ingin mendengar ceramah, ia mengacak rambutku karena sikap ku.

"Sikap unnie membuat ku makin menyukai mu unnie." ya aku menyukainya, selain cantik ia membuatku merasa nyaman dekat dengan nya, aku memang baru mengenal nya beberapa hari tapi rasanya menyenangkan berada di dekat nya. Wajah nya bersemu merah, manis nya.

Aku menggodanya sesaat hingga akhirnya ia mengakhiri dengan memilih menjemput rose unnie, sepanjang perjalan aku tertidur sampai aku merasa sesuatu yang lembut menyentuh bibirku, lalu sebuah usapan dan kecupan singkat di kening ku rasakan, aku rasa rose unnie melakukan itu semua.

Saat di cafe kami menjalankan tugas masing-masing, aku sibuk di belakang meja bar, rose unnie dan irene unnie melayani pelanggan yeri unnie sibuk di meja kasir.

"tolong ke meja di pojok sana." ucap ku pada rose unnie menunjuk dimana pemesan minuman ini.

"ingat kerjakan tugas sekolah mu." ucap rose unnie mengingatkan ku tak lupa mencubit pipi ku lalu ia berlalu menyerahkan pesanan pelanggan.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang