25. Gelap

107 8 2
                                    

Jisoo, jihyo, manajer twice dan sana kini dalam perjalan menuju dorm twice yang cukup jauh dari rumah sakit tempat jisoo bekerja, jisoo bersikukuh ingin mengantarkan mereka setelah ia tahu jika manajernya itu tak membawa mobil untuk menjemput sana dan jihyo.

Dan sekarang jisoo di sini di ruang tamu dorm twice dengan semua anggota twice memandang nya.

"Dokter, terimakasih sudah merawat ku tadi." Ucap sana.

"Berhentilah mengatakan itu, stok terimakasih ku masih banyak jangan di tambah lagi, bahkan kamu sudah lebih dari puluhan kali mengucapkan nya."

"Dokter apa susah menjadi seorang dokter?" Tanya tzuyu yang merupakan si kecil di twice dengan penuh keingintahuan yang sangat tinggi.

"Menjadi seorang dokter ya?" Jisoo dia sejenak memikirkan bagaimana susahnya menjadi dokter. "Tidak juga menurut ku, semua terasa menyenangkan di mataku, kenapa? ini jadi dokter?" Tanya jisoo, tzuyu mengangguk antusias.

"Ini dokter silahkan cemilan nya." Nayeon meletakkan beberapa makanan di meja ruang tengah.

"Tak perlu repot-repot nayeon-si."

"Oh anda tau nama ku rupanya, apa jihyo memberitahu mu?"

"Tidak, aku mencari tahunya sendiri."  Jisoo sedikit tersenyum di sebelah jihyo.

"Dokter ayo ceritakan bagaimana caranya jadi dokter." Kini dahyun yang bertanya.

"Apa aku harus menjawabnya?" Dahyun dan tzuyu mengangguk antusias. "Kalian seperti adik ku saja." Jisoo menarik nafas sesaat lalu mulai bercerita apa saja yang harus ia lalui untuk menjadi seorang dokter.

"Lalu yang menjadi kan ku lebih semangat menjadi dokter adalah adik ku, setelah mendengar cerita ku apa kalian masih ingin menjadi dokter? Karena menjadi dokter itu belum tentu terlihat keren, juga banyak tanggung jawab yang harus ia jalani, belum lagi jika ada tugas mengabdi pada negara kalian bisa tak bertemu dengan keluarga kalian hingga 2 3 tahun." Jelas jisoo mengakhiri ceritanya.

"Wow ternyata menjadi dokter memang sangat susah, apa adik dokter unnie juga seorang dokter apa dia juga melakukan hal yang sama?" Tanya si gadis mungil bernama chaeyoung.

"Aku rasa, mungkin lebih sulit dari yang aku jalani." Ucap jisoo sedikit berpikir bagaimana jennie menjalani segala macam tes dan kegiatan untuk menjadi dokter. "Aku lupa memberitahu kalian, tes yang pertama yang harus kalian jalani untuk menjadi dokter adalah.." jisoo memajukan badannya meminta beberapa dari mereka agar mendekat. "Tidur di kamar mayat." Ucapan jisoo sontak membuat beberapa dari mereka bergidik ngeri.

.

.

.

Hyun kembali tertidur di sebelah irene saat perjalanan pulang setelah mengantar alice ke bandara, irene meminta ijin pada rose untuk mengajak hyun menginap di apartemen nya.

Sepanjang jalan irene tersenyum membayangkan hal manis dan romantis yang akan ia lakukan dengan hyun, irene membeli beberapa cemilan untuk menemani malam mereka.

Sesampainya irene di area parkir ia membangunkan bocah pedoan nya perlahan menekan-nekan pipi hyun dengan telunjuknya.

"Beby ayo bangun, kita sudah sampai di tempat ku."

"Eegh.." hyun mulai bangun, menegakkan badan nya.

"Ayo turun kita sudah sampai." Irene mengusap lembut pipi hyun, hyun mengangguk menuruti perintah irene.

Irene sangat senang jika berjalan bersama hyun, karena si bocah tak akan melepaskan genggaman tangannya dari wanita pedofil satu ini. Walau terkadang irene sedikit cemburu melihat hyun menggandeng tangan lain seperti jennie atau rose misalnya tetapi dirinya mencoba mengerti karena mereka kakak dari bocah kesayangan nya itu.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang