47. Gelap

80 10 0
                                    

Terimakasih untuk yang sudah menyempatkan diri untuk membaca ini, dan sangat terimakasih untuk yang sudah vote, dukungan kalian yang terbaik.

Dan yang belum vote, klik gambar bintang nya ya. 🙏

🌟 klik ya.

Lanjut...

Suksma.

Jennie menarik hyun untuk ikut bermain basket bersama beberapa anak sekolah itu, hyun terus saja menolak dengan alasan ia tak bisa bermain basket, dan itu memang fakta.

"Ayolah." Pinta jennie berusaha menunjukkan mimik wajah memelas.

"Ah kaki ku sakit." Keluh hyun mencari alasan.

"Ck." Jennie memasang wajah kesalnya mencakar pinggangnya.

"Baiklah jangan merajuk." Entahlah hyun memang suka mengganggu dan menggoda jennie namun dia tak bisa menolak jennie.

Tentu jennie senang lalu berlari menuju tengah lapangan meminjam sebuah bola pada salah seorang anak sekolahan lalu kembali membawa bola itu mendekati hyun.

"Ayo akan ku tunjukan caranya." Jennie membawa hyun ke tengah lapangan menunjukkan bagaimana cara bermain basket, hyun hanya menganggukkan kepalanya seakan paham apa yang jennie jelaskan.

Tahu hyun hanya memperhatikan tanpa mau melakukan membuat jennie cukup kesal lalu melemparinya dengan bola, hyun menghindar bukan menangkap bola itu.

Hyun mencari bola itu lalu mengambil nya. "Kenapa di lemparkan padaku, ringnya kan disana."

"Karena kamu membuatku kesal."

"No, itu karena kamu menyukai ku, tak ingin anak-anak disana melihat ku kan?" Hyun itu terlalu peka hingga hal kecil seperti ini ia perhatikan. "Jujur saja.." hyun tersenyum menggoda jennie.

Jennie merebut paksa bola di tangan hyun. "Tidak." Tentu jennie menolak walau sebenarnya itu kenyataan nya.

"Baru beberapa jam jadian sudah cemburu."

"Kalau sudah tahu kenapa malah diam?"

"Aku ingin menikmatinya, seperti ini rasanya seseorang benar-benar cemburu pada hal kecil sekalipun. Aku suka itu."

.

.

.

Seulgi tak tahu apa yang harus ia lakukan agar irene kembali ceria, bahagia, menghilangkan semua kesedihan nya, namun nihil seulgi sudah menggunakan berbagai cara tapi tetap saja sama.

Irene tak mengajar, irene tak nafsu makan, irene tak ingin melakukan apapun, sungguh pengaruh hyun sangat besar untuk irene.

Serasa tercekat dan susah untuk mengatakan tapi hanya ini yang bisa seulgi lakukan untuk irene.

"Mau ku antar bertemu hyun?" Suara seulgi melemah. "Akan ku minta.."

"Tak perlu, kami sudah berakhir dan aku menyakiti nya." Sudah berulangkali irene mengatakan itu dengan suara yang mulai serak karena menangis.

"Mungkin jika unnie bertemu.." irene menarik tangan seulgi dan menggeleng.

"Tak perlu, kami hanya akan saling menyakiti." Lagi dan lagi seulgi hanya bisa memeluk irene berharap ini dapat menenangkan dan menghentikan rasa sakit yang irene rasakan.

.

.

.

"Aku lelah." Ucap hyun mengatur nafas tersengal-sengal. "Kita istirahat." Hyun langsung tersungkur di tengah lapangan.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang