52. Gelap

80 9 3
                                    

Lisa dengan kekhawatiran yang tinggi tak perduli saat irene menghalanginya. "Tenanglah lisa."

"Bagaimana aku bisa tenang jika, ADIK DAN CALON ISTRI KU MELONCAT DARI TEBING ITU." Bentak lisa.

Jisoo pun kembali sadar berjalan linglung menuju mobil, jihyo menghela nafas.

"Aku yang bawa mobil." Ucap jihyo

"Biar aku saja.." lisa hendak merebut kunci dari tangan jihyo.

"Aku tak mau mati bodoh karena emosi mu." Jihyo menatap tajam lisa.

Dengan sangat terpaksa lisa duduk di kursi penumpang bersama jisoo yang tak dapat berkata apa, sedangkan irene sudah duduk di depan menemani jihyo.

"Ahjumma kami pergi, kami tunggu di sana."

Wanita itu hanya mengangguk menyertai kepergian jihyo dan yang lain.

.

.

.

Jennie terus mencari hyun begitu pula rose, sesekali rose mengambil nafas lalu kembali masuk kedalam air berharap bisa menemukan hyun namun..

Sebuah tangan menarik nya.

"Waaaahhhh.. ini menyenangkan unnie." Hyun sudah ada di belakangnya dengan wajah begitu ceria, rose tentu tak bisa berkata-kata yang dapat ia lakukan adalah memeluk hyun.

Hyun segera mengajak rose ke tepian dimana jennie sudah berdiri dengan wajah masam dan kesal.

"Kamu GILA." Teriak jennie pada hyun. "Bosan hidup?"

"Tidak." Hyun mengernyitkan saat suara jennie memeka kan telinga nya.

"Apa kamu membenciku? Atau kamu sudah tak waras karena jisoo unnie tak akan merestui hubungan kita?" Jennie penuh emosi mencerca hyun.

Hyun dan rose keluar dari air, rose juga ingin marah tapi sesuatu mengganjal pendengarannya.

"Hubungan kalian?" Rose menunjuk jennie dan hyun bergantian.

Hyun menghela nafas berat tapi ia tak perduli toh mau di rahasiakan seperti apa jennie sendiri lah yang akan membongkar nya, berharap saja itu tak sampai ke telinga jisoo.

"Kemarin eomma dan appa sekarang di depan rosie unnie.." hyun menghela nafas. "Unnie niat tidak sih merahasiakan hu-bu-ngan ki-ta?"

Jennie dengan kebodohannya, ia meruntuki mulut bodohnya tapi ia tak perduli itu sekarang.

"Kamu mengalihkan pembicaraan hyun." Tuduh jennie.

"Oke aku sudah gila, sejak kecil aku gila, terobsesi akan tempat tinggi dan menegangkan, puas?" Hyun berjalan meninggalkan jennie dan rose menuju sebuah tangga pada tebing itu.

"Kamu.." rose menghentikan langkah hyun. "Bukan berusaha untuk bunuh diri kan?"

Hyun berbalik. "Tentu tidak, aku memang gila, tapi aku masih sayang nyawa, sayang unnie juga sayang wanita bodoh itu." Setali tiga uang, begitu hyun menjelaskan pada rose juga mengejek jennie secara bersamaan.

"Jadi kamu melompat tadi.."

"Tiap tahun, tiap ulang tahun ku atau hoon unnie, kami selalu merayakannya dengan meloncat dari tebing ini tanpa pengaman karena tempat ini masih termasuk aman." Hyun berjalan mendekati rose. "Dan sekarang juga aku tengah merayakannya dengan nya, butuh jennie unnie untuk bisa melengkapi nya." Hyun tersenyum.

"Jadi.."

"Bagian dari nona hoon ada pada kami jadi kamu sengaja melakukan itu agar kami ikut melompat?" Ucap jennie dengan sedikit pekikkan di akhir kalimat.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang