53. Gelap

93 11 2
                                    

Note : disarankan membaca sambil mendengarkan lagu 'hati yang kau sakiti -rossa korea ver.'

Buk.

Jisoo dengan sangat jelas meninju pipi hyun, semua orang terkejut akan apa yang jisoo lakukan.

"Unnie.." pekik jennie hendak menarik jisoo.

"Sebegitu mahal nya biola mu itu huh?" Jisoo mencengkeram erat kerah baju hyun. "Sebegitu berharga nya biola itu sampai kamu ingin bunuh diri?"

"Jisoo unnie, hyun tidak demikian.." jihyo mencoba meraih tangan jisoo namun tatapan tajam jisoo menghentikannya.

"Kamu tahu apa yang kamu lakukan itu mengancam nyawa mereka berdua?"

Hyun tak bergeming, hyun tersenyum kecut mendengar penuturan jisoo.

"Cukup sekali aku hampir kehilangan mereka dan aku tak ingin itu terjadi lagi, tapi apa? Kamu hampir merenggut mereka berdua. Sebegitu frustasi nya kamu karena sebuah biola? Apa semahal itu sampai nyawa mereka kamu korban kan? JAWAB AKU KIM JIHYUN." Bentak jisoo di akhir kalimat. "Jangan bertindak seakan-akan kamu yang paling lemah, apa kamu tahu hanya karena biola sialan mu itu nyawa teman mu juga hampir melayang, ia melakukan percobaan bunuh diri karena biola mu itu." Cecar jisoo. "Dan apa-apaan yang kamu lakukan sekarang? dia bahkan lebih terpuruk karena mu."

Hyun diam sejak tadi membiarkan jisoo meluapkan semua kemarahannya, hyun mendongak tersenyum getir menahan pedih.

"Hyun-i ay.." hyun menghentikan jihyo.

"Terpuruk huh?" Hyun tertawa sarkas. "Ah dia sangat terpuruk hingga ingin bunuh diri? Cih." Hyun menepis tangan jisoo. "Unnie juga terpuruk karena hampir kehilangan jennie unnie kan?" Mata tak bergerak itu memberi gestur seakan menantang jisoo.

Jihyo berusaha menengahi hyun dan jisoo. "Hyun tenanglah, unnie mu hanya sedang emosi."

"Dia sedang tak emosi, dia sedang mengatakan apa yang ia rasakan selama ini, dia terpuruk karena hampir kehilangan jennie unnie, begitu juga lisa unnie yang hampir kehilangan rosie unnie, aku hanya lah topeng yang menutupi keterpurukan mereka."

Jennie rose lisa dan jisoo terpaku di tempatnya, terkejut tentu.

Jihyo sungguh ingin menghentikan hyun, ia tak ingin terjadi keributan lebih lagi antara mereka bertiga.

"Rumah ini memang miliki ku, pinta saja orang bawahan lisa unnie untuk mengecek atas nama 'GONG HYUN', rumah ini pasti terdaftar atas nama anak itu." Hyun juga memiliki batas emosi. "Tak percaya? Tak masalah bagiku, toh itu tak penting, untuk apa unnie mempercayai adik yang pembohong seperti ku."

"Hyun-i maaf.." ucap rose sedih.

"Wendy melakukan percobaan bunuh diri karena ku? Aku yang membuatnya melakukan itu? Atau appa nya yang menekan ia hingga akhirnya ia ingin mengakhiri hidupnya?" Kini hyun beralih pada jisoo. "Dia yang paling terpuruk? Atau unnie berdua yang paling terpuruk karena hampir kehilangan orang yang paling kalian cintai?"

"Wendy? Son wendy?" Tanya seulgi memastikan apa yang baru saja ia dengan dan di jawab anggukan oleh jennie. Dengan segera seulgi meminta ponselnya yang ia titipkan pada yeri dan buru-buru ia menghubungi eomma son, irene pun mau tak mau menyusul seulgi setidaknya ia harus memastikan bahwa seulgi baik-baik saja.

"Unnie tak bisa menjawab kan? Kenapa? Aku salah? Aku salah mengira kalian benar-benar menyayangi ku seperti adik kalian?" Hyun memejamkan mata sejenak.

"Hyun-i.." jihyo dan rose berusaha menghentikan hyun.

"Bukankah sejak awal jennie unnie kembali kukatakan bahwa apa yang unnie rasakan padaku hanya bentuk rasa bersalah saja, lisa unnie pun begitu."

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang