65. Gelap

73 6 1
                                    

Di sekolah hyun diminta menghadap ke ruang konseling, ia malas tapi mau bagaimana lagi. Hyun mengetuk pintu meminta ijin untuk masuk ke dalam.

Di sana sudah ada seorang guru dan seorang wanita lain nya, guru itu mempersilahkan hyun masuk.

"Ada apa ssaem?" Tanya nya.

"Duduklah." Guru itu menarik hyun duduk. "Nona ini ingin bertemu dengan mu." Hyun duduk dan mengangguk paham. "Nona bisa berbicara berdua dengan nya, saya tinggal." Guru itu berpamitan.

Wanita itu mengangguk dan tersenyum, ia melihat hyun dengan seksama. "Lama tak jumpa hyun-i?" Ucap wanita itu lembut.

"Siapa?" Hyun memiringkan kepalanya.

"Ini aku, unnie mu."

"Unnie?" Hyun bingung, wajah ini tak seperti para unnie nya.

Wanita itu asing mengaku sebagai kakak nya itu sangat lah aneh. Ia berpindah duduk di sebelah hyun lalu meraih salah satu tangan hyun.

"Ini aku gong hoon."

Dengan sangat kasar hyun menghempaskan tangan wanita yang mengaku sebagai gong hoon itu, ia berdiri.

"Unnie ku sudah lama tiada." Amarah hyun memuncak.

"Hey dengarkan penjelasan unnie dulu hyun-i." Wanita ini kembali meraih tangan hyun. "Apa perlu kita tes DNA untuk membuktikan jika.."

"Tidak. Kamu hanya penipu yang mengatasnamakan unnie ku." Hyun hendak pergi, ia tak suka pada orang yang mengaku sebagai kakak itu.

"London.." ucapan nya membuat hyun menghentikan langkah. "Kita pernah meloncat dari jembatan untuk menyelamatkan diri dari kejaran preman. Kamu ingat?"

Hyun mulai melangkah namun ragu.

"Kita pernah tersesat di pasar raya dan appa mengerahkan seluruh pekerja di kantor nya untuk menemukan kita."

"Unnie ku sudah meninggal.." suara memelan, hyun merasa apa yang di katakan wanita itu memang benar, hal itu memang terjadi padanya dan kakaknya.

"Maaf hyun-i, maaf jika selama ini unnie meninggalkan mu." Wanita itu mendekati hyun lalu menggenggam tangan hyun. "Unnie tak ada pilihan lain hyun, seseorang sengaja melakukan itu pada kita dan imo membantu kita."

"Ha.." hyun lirih. "Jelas-jelas aku memeluk unnie ku untuk terakhir kali nya bagaimana bisa.."

"Manoban." Wanita ini menggenggam tangan hyun lebih erat. "Mereka musuh bebuyutan imo dan keluarga kita hyun. Mereka yang.."

"TAK MUNGKIN.." hyun menghempaskan tangan wanita itu kasar. "Lisa unnie tak mungkin melakukan itu."

"Aku tahu kamu tak akan mempercayai nya karena keluarganya yang membesarkan mu tapi kamu harus tahu kenapa mereka melakukan itu.." ia menatap hyun. "Karena pria tua keluarga manoban adalah mantan kekasih imo dan appa kita merupakan kompetitor terberatnya, bukan kah itu alasan kuat untuk dendam pada keluarga kita?"

Entah mengapa hati hyun bimbang, seperti sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi dan itu merusak kebahagiaan nya selama ini.

"Tidak.." hyun tentu menolak itu. "Lisa unnie ku tak mungkin seperti itu.."

"Hyun-i, kamu tahukan jika unnie akan lakukan apapun untuk mu walau nyawa taruhannya, unnie akan melindungi mu walau harus mati hyun, unnie pasti.."

Tring

Tring

Suara ponsel hyun berbunyi, ia mengeluarkan ponsel itu.

"Kamu masih menggunakan pemberian unnie?" Hyun terdiam.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang