30. Gelap

105 10 0
                                    

Jisoo yang tidur tak sadar jika seseorang yang duduk di sebelahnya adalah jihyo, jisoo sedikit memperbaiki duduknya dan merebahkan kepalanya dipundak jihyo, tentu saja jihyo senang bisa berasa sedekat ini dengan jisoo hingga akhirnya jihyo ikut tertidur. 

Hyun yang masih terjaga menjadi sandaran dua nona yang ada di kanan dan kirinya.

Berhentilah bekerja cepat seperti itu, aku belum mau mati muda.-batin hyun.

Sesekali hyun menghembuskan nafas kelegaan, ia bisa merasakan didepan nya irene tengah gundah.

"hay jihyun." sapa gadis jepang cantik yang satu grup dengan jihyo, mina.

"ya?" hyun tersenyum menghadapnya.

"Kalian akan menginap dimana saat liburan ini?" tanya mina lebih seperti berbisik.

"kami menyewa villa cukup besar, kenapa?"

"sebenarnya kami di sana hanya satu hari setelahnya libur apa boleh kami bergabung?"

"tentu, akan sangat menyenangkan jika kalian bisa bergabung." sesaat hyun merogoh saku celananya memberikan secarik kertas yang ia tulis nomer telepon nya. "hubungi aku jika kalian sudah selesai akan ku minta unnie ku membawa kalian ke villa kami." setelahnya mereka berdua melambaikan tangan.

akan banyak pengeluaran jika begini, dasar anak nakal.-batin rose yang sadar jika sejak tadi hyun tengah berbincang dengan mina.

dasar anak nakal.-batin jennie yang sama sudah sadarnya dengan rose.

Jennie dan rose pun mulai bangun mencoba melakukan peregangan otot, hyun menoleh kearah keduanya aneh karena bangun bersamaan. hyun bergidik tak peduli lalu memilih menyandarkan diri di bahu jennie dan mulai tidur.

.

.

.

Son Naeun kakak dari Son wendy tengah berada di ruang teater duduk di depan piano memainkan sebuah cover lagu dari We don't talk anymore dari charlie puth. Terlihat naeun sangat menghayati permainan nya, di sana sudah ada adiknya yang menemaninya duduk di pinggir teater sembari mengayunkan kakinya.

"Bagaimana?" tanya naeun saat selesai memainkan piano.

"unnie miss 4 kali." ucap wendy.

"benarkah? bagian mana?"

"bagian reff nya." wendy pun bangkit menuju naeun.

Dengan lincah jemari wendy memainkan tuts piano begitu ringan, ia menunjukan dimana letak kesalahan naeun dalam memainkan piano.

"sudah taukan?"

"begini?"tanya naeun sembari memainkan tuts piano mencoba menyamakan wendy.

"tidak-tidak, begini." menunjukan kembali dimana letak kesalahan kakak nya itu.

"gini?"

"no, salah itu."kembali wendy menunjukan pada naeun permainan yang benar.

"Wendy-ya." Panggil sang kakak membuat wendy menghentikan permainan nya. "Berhentilah jika kamu nyatanya tak menyukainya, aku tahu kamu tak suka musik, setelah lulus nanti ambil lah jurusan kuliah yang kamu inginkan." Sang kakak mengusap sayang kepala wendy.

"Hmm." Wendy tak menanggapi serius ucapan sang kakak.

"Jadilah apa yang kamu mau Wendy-ya." Pinta naeun kini mengusap sayang pipi adiknya agar menatap dirinya.

"Seingin apapun aku tak akan mengubah keinginan appa, lagian aku juga suka musik seperti unnie."

"Wendy, Unnie mu baik-baik saja, lihat?" Naeun menunjuk dirinya baik-baik saja.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang