Jennie khawatir saat tak menemukan jisoo di sisinya, dengan segera ia keluar kamar untuk mencari jisoo namun ia berhenti saat melihat kakak dan calon kakak iparnya tengah berpelukan, lebih tepatnya jisoo yang memeluk jihyo dari belakang dengan jihyo mengusap tangan jisoo di peritnya.
Jennie lega, ia berpikir jisoo akan mabuk malam ini untuk melepas kepenatannya namun nyatanya tidak.
"Permisi, aku haus, dan jangan praktek buat anak disini." Itu bukan jennie.
Karena terkejut jisoo melepaskan pelukannya dan melihat bocah berbadan lebih kecil darinya tengah menuangkan air dalam gelas.
"Em itu hmm.." jihyo kikuk.
"Unnie kenapa bisa pacaran dengan jisoo unnie? Unnie akan menyesal."
"Yak kim yeri." Pekik jisoo tak terima.
Yeri tahu jisoo berpacaran dengan jihyo dari hyun yang mengadu, mengadu? Ya hyun mengadu karena ia tak terima jisoo dan jihyo berpacaran karena jihyo terlalu baik untuk jisoo.
"Ck ck ck ck ck.." yeri mengerakkan telunjuknya ke kiri dan ke kanan di depan jisoo seakan berkata 'tidak'.
"Bocah."
"Adik unnie lebih bocah." Gerutu yeri. Mata yeri beralih melihat pintu kamar hyun. "Apa dia akan keluar kamar, unnie?" Kini pandangan nya beralih pada jisoo.
Jisoo pun menatap pintu kamar hyun. "Aku berharap dia segera keluar." Jisoo menghela nafas.
"Unnie, aku anak tunggal dan hanya eomma yang aku miliki, bertemu hyun dan ia membuat ku merasa memiliki keluarga lain selain eomma, aku kadang ingin cepat-cepat ke cafe hanya untuk bisa bertemu dan bermain dengan dia." Tutur yeri tersenyum melihat jisoo dengan pandangan yang tak bisa di artikan. "Aku kadang iri dengan nya yang memiliki banyak unnie yang selalu menyayangi, melindungi dan menjaga nya." Yeri kembali melihat pintu kamar hyun. "Saat tahu ternyata hyun bukan adik kandung kalian aku jadi bertanya-tanya, kenapa orang buta seolah bisa menatap kalian penuh cinta?" Yeri menyandarkan tubuhnya di sisi meja dapur. "Aku memang lebih kecil dari unnie, tapi aku tahu saat aku tak punya siapa pun maka orang yang paling dekat dengan ku lah yang jadi orang terpenting ku dan itu eomma ku, untuk hyun mereka adalah unnie dan unnie yang lain nya." Yeri menegak minuman hingga habis.
"Kamu juga unnie nya." Ucap jihyo tersenyum pada yeri.
"Aku tahu." Yeri mengembalikan gelas pada tempatnya. ia hendak berjalan pergi namun berhenti lalu berbalik. "Jangan buat anak." dengan memicingkan mata.
"Ya.." jisoo mengerang kesal.
"Dan jangan lupa disini banyak orang." Yeri hanya menggoda jisoo agar malu. "Bye." Yeri berlari cepat menuju kamarnya.
.
.
.
Jihyo dan jisoo tidur di sofa pada ruang tamu dengan jisoo memeluk jihyo dari belakang, niat awal mereka ingin menunggu hyun bangun. keadaan kini sungguh sangat sepi, irene tidur bersama seulgi, lisa dengan rose jennie sendiri begitu juga yeri.
Hyun keluar kamar membawa selimut, hyun tahu jika jisoo dan jihyo tengah tertidur di ruang tamu. Hyun menyelimuti keduanya dengan perlahan tak ingin mengganggu tidur mereka, mereka pasti lelah. Hyun menuju dapur untuk sekedar minum, ia juga lelah setelah menangis sepanjang hari, otaknya penuh dengan berbagai masalah dan itu sungguh penat.
Makanan yang di buatkan jisoo sudah ia habiskan.
setelah di rasa kerongkongannya segar ia berdiri sejenak memperhatikan sekitar.
"sungguh rindu." ucap entah untuk siapa.
Hyun pun segera menuju pintu belakang rumah nya, ia berjalan lurus menuju sebuah gedung dengan kolam renang besar lebih seperti kolam renang untuk olimpiade, hyun menghembuskan nafas sejenak mengambil ancang-ancang sebelum akhirnya melompat masuk ke dalam air, dengan piawai hyun berenang dari ujung ke ujung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blind
Fiksi PenggemarKamu adalah Hyun, Gadis buta yang merubah hidup semua orang di sekitar mu. Nikmatilah perjalanan cintamu disini