57. Gelap

65 6 0
                                    

Wendy  menatap kosong luar jendela kamarnya, ia sedikit rindu perhatian taemin padanya selama beberapa hari ini, namun semua berakhir ketika ia sudah di nyatakan sehat dan bisa kembali ke rumah.

dua hari sudah ia di rumah dan dua hari pula appa son tak henti-hentinya memukul eomma son, wendy seakan tuli dengan teriakan histeris naeun yang mendengar eomma son menjerit kesakitan.

setetes air mata membasahi pipinya.

"taemin oppa tolong kami." pintanya dalam diam.

.

.

.

Rose baru saja sampai cafe dan melihat cafe sangat ramai namun ia tak melihat hyun di sana, beberapa mata menatap nakal minju juga irene yang memang menjadi salah satu daya tarik cafenya secara tak langsung.

Rose segera menuju belakang kasir menggantikan yeri yang tengah membuat kopi di balik meja bar.

"syukurlah unnie datang." ucap yeri baru selesai membuat kopi dan meletakkan nya di atas nampan.

"hyun mana?"

"makan siang dengan jennie unnie."

"lagi? dokter satu itu seperti tak ada pasien saja yang harus di urus sampai sangat sempat untuk makan siang, untung cafe kita dekat dengan rumah sakit nya." gerutu rose. "Pesan apa?"

"kamu yang pesan." ucap temannya menyenggol lengan temannya yang pendek.

"aku? kan unnie yang minta kemari."

"tolong."

Rose sedikit memperhatikan kedua orang di depannya yang  berdebat akan siapa yang akan memesan. setelah di perhatikan sepertinya rose mengenal salah seorang dari mereka.

"mina-shi?" tebak rose.

Keduanya menoleh melihat rose, mereka sepertinya tertangkap basah.

"hay unnie nya hyun." sapa yang lebih pendek, chaeyoung.

"oh kamu yang memiliki nama sama dengan ku." tebak rose lagi.

"ya ya ya unnie benar, apa kabar?"

"baik, kalian apa kabar?" mereka bertegur sapa tentunya.

"kami baik." jawab mina malu-malu.

"syukurlah, kalian ada acara di sekitar sini?"

"kami akan melakukan cek-up kesehatan rutin sebelum konser kami, dan ini.." chaeyoung memberikan beberapa tiket konser mereka pada rose. "ini dari jihyo unnie untuk sahabatnya juga untuk jihyun.."

Rose menerima tiket itu, tak banyak hanya ada 5 tiket. "terimakasih, kalian mau pesan apa? ku traktir kalian setidaknya aku harus sedikit membayar untuk tiket ini." rose tersenyum.

"padahal kami ingin membeli tapi jika unnie memaksa aku tak masalah." tentu chaeyoung senang.

"ah itu.." sedikit malu mina ingin bertanya.

"ya?"

"a-apa.. ehm.." sedikit berdeham agar tak grogi, maklum bertemu dengan calon kakak ipar memang menegangkan untuk mina. ups, calon kakak ipar? rose? ya, mina suka dengan adik nya, siapa lagi jika bukan hyun. "apa jihyun ada?"

"hyun-i? sejak aku datang aku tak melihatnya."rose dengan sedikit merasa bersalah setelah melihat wajah kekecewaan mina.

"ah begitu.."

"ckckck.." chaeyoung melihat mina tak habis pikir kenapa membernya yang lebih tua darinya ini bisa jatuh cinta secepat ini, beruntung mereka sudah di ijin kan kencan jadi tak masalah. "unnie pesan 5 ice americano, 2 ice caffe latte dan 7 ice mocachino."

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang