Hyun POV.
Aku terbangun dengan tangan jisoo unnie menimpa wajah ku, sudah jam 6 dan aku harus segera bersiap. Ku bangun mandi dan tak lupa memasak untuk dua mahluk yang semalam bernostalgia.
Sial, aku telat. Lima menit sebelum gerbang di tutup aku sudah masuk di area sekolah, dengan nafas tersengal-sengal aku merapikan seragam lalu berjalan normal menuju kelas dengan tak lupa bertingkah layaknya orang buta pada umum nya.
"Efek dengerin kakak adik semalam nih jadi telat bangun, mereka juga belum bangun saat aku berangkat. Ckckck." aku berjalan perlahan ke kelas sambil meraba dinding sekolah.
Lagi?-batin hyun
Segerombolan preman berkelas dari kelas ku tengah menunggu di lorong, dan salah seorang dari mereka tengah tertawa karena akan mengerjai ku. Aku yang sadar akan hal itu mau tak mau menerima saja jika di kerjai oleh mereka, sama seperti sekarang salah seorang dari mereka tengah merentangkan kaki nya menjegal ku agar aku terjungkal.
Aku paling benci berdrama seperti sekarang, harus pura-pura tak tahu. Mereka terus saja mengerjai ku selama 2 tahun lebih, lebih tepatnya semenjak aku masuk sekolah lah mereka melakukan itu, terutama dia.
"Wendy." ya nama nya Son Wendy, aku mengenalnya padahal dia gadis yang baik entah lah semua orang bisa berubah kapan saja.
Dia menatap ku dengan jijik, sungguh aku tak tahu apa yang membuatnya membenci ku
"Sabar hyun." Aku pun bangkit merapikan kembali seragam ku lalu berjalan menuju kelas.
Sepulang sekolah jika biasanya aku ke rumah sakit untuk makan siang kali ini tidak karena hari ini jadwal jisoo unnie siang jadi sekarang itu jam sibuk nya, sebaiknya aku segera ke cafe rose unnie saja sekalian mengganggu mahasiswa yang lagi pusing dengan tugasnya.
Hujan baru saja turun, beruntung tak terlalu lama jika tidak aku pasti tersesat kali ini. Ekolokasi susah berfungsi jika hujan, jadi susah terfokus.
Sesampai ku di cafe rose unnie semua tempat duduk hampir penuh semua, kasian yeri unnie sebaiknya aku segera membantunya dulu nanti baru ku ganggu dia.
"beruntung kamu cepat datang." yeri unnie dengan wajah memelas nya.
"aku ganti baju dulu." ucap ku berlalu menuju ruang loker.
Ku segerakan mengganti pakaian ku, saat aku keluar dari ruang loker aku mencium aroma khas rose unnie, aku benar-benar merindukan nya.
"Kenapa tak bilang kalau sudah disini?" ku peluk rose unnie dari belakang.
Tunggu dulu, kenapa badan rose unnie jadi mengecil begini? Astaga aku salah orang, ku angkat kedua tangan ku.
"Maafkan aku nona, kupikir kau kakak ku. Sungguh aku tak bermaksud melecehkan mu." Salah ku hanya menggunakan penciuman ku saja, tidak dengan pendengaran ku.
Aku menyadari satu hal dari nona ini, dia sangat cantik, aku rasa dia lebih cantik dari jisoo unnie, astaga aku terpesona olehnya.
Beruntung Rose unnie yang asli muncul, segera saja ku marahi dia karena meminjamkan baju nya pada orang lain, Sekali lagi aku meminta maaf padanya sebelum akhirnya aku kembali ke balik meja bar.
Aku menyadari jika teman rose unnie itu sepertinya baru saja menangis, mungkin suasana hati nya sedang tidak baik.
"Tolong berikan ini pada teman rosie unnie." Ucap ku memberikan sepucuk surat kecil dan cookies diatasnya, yeri unnie menggelengkan kepalanya.
Makanlah cookies ini nona, ini spesial di sajikan untuk tamu khusus. Cukup satu gigitan kau akan melihat senyuman disana.- 🤗 hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blind
FanfictionKamu adalah Hyun, Gadis buta yang merubah hidup semua orang di sekitar mu. Nikmatilah perjalanan cintamu disini