[65] Rara || Rara Vs Nia

344 45 4
                                    

Surprise🤣🤣... Malmingnya ditemenin "RARA" aja yak.

Karena ada yang mau aku up tiap hari, aku up malam ini. Sebenernya aku mau up tiap hari lagi, tapi aku ga tau bisa ngga. Tapi aku usahain up dua kali seminggu deh, setiap malam Rabu dan malam apa aja. Kejutan deh🤪


"Nyebelin banget sih! Udah jam istirahat juga masih suruh nulis! Aturan hari pertama tuh bebas dulu kek apa kek! Bahas liburan kek! Ini harus langsung mikir!" Gerutu Putri.

Jam istirahat dimulai sejak 10 menit lalu, kelas Rara masih melangsungkan kegiatan belajar.

"Udah mah matematika!" Lanjut Putri. "Kenapa jam nya harus sebelum istirahat sih!" Ketus Putri.

Gadis itu terus menggerutu kesal, tapi tangannya tak urung mengerjakan soal yang diberikan. Membuat Rara menjadi tidak fokus mengerjakan soalnya.

"Yang kerja itu tangan dan otak bukan tangan dan mulut!" Sindir Rara.

"Ya Gu-"

"Gue juga mau cepet istirahat juga, makanya Lo jangan berisik! Lo berisik sama aja menghambat kerja otak Gue!" Sebal Rara.

Gadis itu melanjutkan mengerjakan soalnya. Sedangkan Putri mencabikkan bibirnya kesal.

Hari ini rumus untuk Putri adalah :

Matematika + Rara = menyebalkan.

Gadis itu kembali mengerjakan soalnya dengan menggerutu, tentunya hanya di dalam hati.

***

"Irwan, kita ke kantin bareng yuk!" 

Irwan menunduk, menatap lengannya yang Nia rangkul. "Bisa gak usah pegang-pegang?" Sindir Irwan.

"Biarin! Emang kenapa? Gak boleh?" Kata Nia.

"Ya!" Jawab Irwan.

"Kenapa gak boleh? Takut ada yang cemburu?"

"Mau ada atau engga, yang jelas Irwan gak akan pernah pilih Lo!" Sindir Meli. 

Dengan mudah, Irwan melepaskan rangkulan Nia, lalu Irwan menyapukan tangannya pada Lengan yang  baru saja Nia rangkul.

"Gue kasih tau sama Lo, gak ada yang boleh rangkul Gue kecuali Rara!" Ucap Irwan menekankan kata Rara.

"Jangan ladenin. Mending kita makan!" Ajak Meli.

Ketiga pria itu mengikuti langkah Meli, meninggalkan Nia dan Diyah. Tapi sebelum keluar, Randa berbisik pada Nia.

"Mending Lo mundur deh!" Ucap Randa. "Saingan Lo modelan Rara, Lo gak akan mampu ngalahin!" Lanjutnya.

"Jadi sebelum Lo semakin jatuh dari angan Lo, mending Lo mundur!"

Setelah itu Randa berjalan menyusul teman-temannya.

Rara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang