[72] Rara || Bully

324 41 6
                                    

"Mama! Papa! Kakak! Abang! Rara berangkat dulu yah!" teriak Rara menuruni tangga sambil berusaha membenarkan posisi dasi nya dengan satu tangan dan tangan satunya menenteng sepatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama! Papa! Kakak! Abang! Rara berangkat dulu yah!" teriak Rara menuruni tangga sambil berusaha membenarkan posisi dasi nya dengan satu tangan dan tangan satunya menenteng sepatu.

"Jangan lari-lari! Nanti jatuh!" peringat Toni.

"Rara udah telat, Pa!" jawab gadis itu buru-buru.

Rara duduk di anak tangga terakhir, langsung memakai sepatunya.

"Gak mau bareng Gue?" tanya Ridwan.

"Gak! Lo lama! Gue udah telat!" tukas Rara mengikat tali sepatunya.

"Gue duluan!" kata Rara.

"Assalamualaikum, semuanya!" Rara langsung berlari keluar rumah.

"Ya Allah! Anak itu!" gumam Bella.

"Belum sarapan! Kalo udah buru-buru lupa segalanya!"

"Betul! Sampe uang jajan aja dia lupa!" kata Toni.

"Biarin aja Pa! Biar tau rasa!" kata Ridwan.

"Yaudah kita makan dulu! Ridwan nanti kamu kasih uang jajan Rara!"

***

Hampir saja Rara jalan kaki ke sekolah karena dirinya kelupaan meminta uang jajan. Tapi memang masih rezeki, gadis itu menemukan uang lima ribuan di dalam saku bajunya, uang itu bisa Rara gunakan untuk membayar angkot nanti.

"Nyesel banget buru-buru!" Keluh gadis itu.

"Kalo Gue tau bakal kaya gini, mending tadi bareng Bang Ridwan!"

Alasan gadis itu ingin segera sampai di sekolah adalah karena hari ini adalah jadwal piket kelasnya.

Terhitung sudah hari keempat Irwan dirawat, dan sudah empat hari juga Rara berangkat ke sekolah tanpa Irwan.

"Lagian bego banget! Uang jajan malah ditinggal! Udah mah angkotnya lama! Abangnya nyetirnya kaya siput! Lelet!" Gerutu gadis itu. "Mana sih angkotnyaaa!"

Lima menit menunggu, akhirnya angkot yang akan membawanya ke sekolah itu datang. Dengan cepat Rara langsung naik.

Hitungannya sama saja, dirinya telat piket!

"Tau bakal telat gini mah mending ikut abamg aja!" Sesal Rara membatin.

Rara turun dari angkot, hanya butuh 15 menit saja. Dilihatnya jam di pergelangan tangannya.

Waktu menunjukkan pukul 06:45. Rara melebarkan matanya dan menganga tak percaya.

"Ini sih sama aja kaya Gue berangkat sekolah biasanya!" Geram Rara.

"Aaaah! Sial! Sial! Sial!" Kesal Rara.

Hari yang sangat sial bagi nya, uang jajan ketinggalan, terlambat, hampir saja dirinya jalan kaki.

Rara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang