[23] Rara || Wejangan Randa

392 62 17
                                    

Luangkan waktu 2 detik untuk vote!
Karena vote itu gratis.

***

Seorang sahabat yang akan selalu mengingatkan ketika sahabatnya salah, bukan meninggalkan.

Seorang sahabat yang akan selalu mengingatkan ketika sahabatnya salah, bukan meninggalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paginya, Irwan bangun sekitar pukul 05.34, sebenarnya Irwan tidak bisa tidur karena memikirkan Rara, Irwan menoleh kekanan, dimana kedua sahabatnya itu tertidur, biasanya Irwan akan mengambil posisi tengah, tapi kali ini dirinya disamping Randa karena masih belum mau bertegur sapa dengan Ridwan.

Irwan keluar tenda dan berniat langsung mencari keberadaan Rara dengan petunjuk terakhir adalah tempat dimana kalung kupu-kupu itu ditemukan semalam.

"Mending Gue cari sendiri dulu, karena Gue sendiri belum tahu pasti Rara itu masuk jurang apa nggak!" Kata Irwan pelan setelah diluar tenda.

Irwan langsung melangkah masuk kedalam hutan seorang diri.

"RARAAAA!"

"RA! APA LO DENGER GUE? APA LO DI BAWAH?"

Irwan berkacak pinggang, sudah berkali-kali teriak, namun tak ada jawaban apapun. "Apa Gue turun aja ya?" Pikir Irwan.

Mengangguk, pria itu memutuskan untuk turun saja, percuma jika dirinya teriak-teriak tidak jelas.

"Tapi gimana Gue turunnya coba?" Gumam Irwan sambil berkacak pinggang.

"Apa Gue lompat aja?" Lanjutnya sambil satu tangannya mengelus dagunya.

"Apapun dan bagaimanapun caranya, Gue harus bisa temuin Rara!" Putus Irwan.

***

"Lo apain Rara, Ni?" Tanya Diyah berbisik.

Nia dan Diyah berada diluar tendanya, bersama Meli juga, namun Diyah harus berbisik, karena kalo Meli dengar bisa kacau.

Diyah bertanya seperti itu karena semuanya tengah sibuk mencari keberadaan Rara.

Nia tersenyum jahat, "Gue dorong kejurang," ucap Nia santai.

"WHAAT!" kaget Diyah.

"Lo apaan sih? Teriak-teriak gak jelas!" Omel Meli.

"Hehe... Gak ada!" Bohong Diyah.

"Ga jelas!"

"Lo serius?" Tanya Diyah.

Nia mengangguk, "serius lah, Rara itu pengganggu. Kalo Gue gak bisa dapetin Irwan, berarti gak ada yang bisa dapetin Irwan juga, termasuk Rara!" Piciknya.

"Bagus. Bener tuh," kata Diyah.

***

"Nda! Ayo bangun!" Ridwan mengguncang tubuh Randa membuat Randa terbangun.

Rara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang