[70] Rara || Misi Rara

299 38 7
                                    

Gadis dengan setelan baju seragam yang masih melekat di tubuhnya itu kini tengah berada di salah satu jalan yang pihak Rumah Sakit berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis dengan setelan baju seragam yang masih melekat di tubuhnya itu kini tengah berada di salah satu jalan yang pihak Rumah Sakit berikan.

Rara benar-benar melakukan apa yang ia ucapkan di rumah sakit tadi. Walau awalnya bingung, tapi Rara memberanikan bertanya pada pihak rumah sakit, dan di sini lah Rara.

Jalanan Nya cukup ramai, tapi mengapa semalam sampai tidak ada orang yang membantu Irwan.

Rara berkacak pinggang, meneliti tempat ini.

"Kok bisa yah jalan seramai ini tapi masih kecolongan kaya semalam?" Heran Rara.

Gadis itu berlari kecil ketika melihat ada sebuah warung yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Permisi!" Ucap Rara sopan.

"Eh iya neng. Ada yang bisa dibantu?" Tanya salah satu bapak-bapak di warung itu.

"Saya mau tanya, Pak!" Ucap Rara.

"Oh, boleh-boleh. Duduk dulu neng!" Tuturnya.

"Pasti adek ini mau nanya tentang kejadian semalam ya?" Tebak seorang Ibu pemilik warung.

Rara tersenyum, akhirnya, selangkah lebih mudah dari perkiraan Rara. Rara mengangguk tanda setuju.

"Kalo boleh tau, adek ini siapanya korban?" Tanya bapak-bapak lainnya. "Pasti pacarnya yah?" Goda nya lagi.

Rara tersenyum, malu sebenarnya. Tapi memang itu kan faktanya? Rara pacar Irwan. Irwan pacar Rara. Mereka berdua pacaran.

"Gapapa kok. Namanya juga anak muda!" Ucap ibunya.

"Nama saya Rara. Apa saya boleh tau kronologisnya?" Tanya Rara.

"Boleh neng!" Kata bapaknya.

Rara tersenyum lalu bapak itu mulai menceritakan.

"Sebenarnya jalanan ini cukup ramai, jalan ini bisa dibilang sebagai jalan pintas, jadi banyak orang yang lebih milih jalan ini. Terus semalam sepi itu mungkin karena memang mau hujan kali yah yang jelas saya ga tau kenapa bisa tumben banget sepi!"

Rara fokus mendengarkan kronologisnya.

"Kebetulan saya semalam lewat sini, ya mau ke sini, tapi saya lihat ada orang yang lagi berantem, awalnya korban bisa mengatasi lawan-lawannya. Tapi karena pacar neng sendiri dan pelakunya banyak jadi pacar neng kualahan dan ga bisa menangkis semua serangan, saya mau bantu, tapi gimana neng, saya sendiri ga bisa bela diri, jadi saya takut."

"Gapapa kok pak! Saya ke sini juga karena saya mau tau siapa pelaku yang sudah menghajar pacar saya sampe masuk rumah sakit!" Ucap Rara.

"Saya juga gak terlalu paham wajahnya neng, karena wajahnya ditutup. Dan karena saya gak tega, saya panggil orang-orang buat bantu pacar neng. Tapi neng..."

"Kenapa pak?" Tanya Rara tak sabar.

"Dilain tempat gak jauh dari tempat pengeroyokan, kata temen saya, dia lihat laki-laki yang perawakannya hampir mirip kaya pacar neng ini, pake baju hitam-hitam juga. Saya sih ga tau yah, tapi menurut dia, orang yang dia lihat itu salah satu komplotannya."

Rara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang