[38] Rara || Perasaan Aneh

339 41 4
                                    

Luangkan waktu 2 detik untuk vote!
Karena vote itu gratis.

***

Malamnya, Rara berdiri dibalkon, menyangga tangannya dipembatas balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malamnya, Rara berdiri dibalkon, menyangga tangannya dipembatas balkon. Pikirannya tertuju pada pertanyaan Putri tadi siang yang sangat mengganggu dirinya.

"Gunawan atau Irwan?"

"Kenapa sih? Gue harus milih? Gumam Rara.

"Gue juga kenapa gak bisa lupain Irwan?" Kesal gadis itu.

"Hayo, adek cantik kakak kenapa? Mikirin apa?"

Lesti yang tadinya ingin masuk kedalam kamarnya, tapi langkanya terhenti  ketika didepan kamar Rara, saat dilihat adik kecilnya itu terlihat tengah memikirkan banyak hal, jadi Lesti lebih memilih untuk masuk kekamar Rara, berniat menanyakan alasan sang adik.

"Kakak!" Rara terkejut. "Sejak kapan?" Tanya Rara.

"Sejak kamu mikirin Irwan!" Goda Lesti.

"Kakak! Apaan sih!" Elak Rara.

Lesti tersenyum, menarik pelan tangan Rara agar adiknya itu mengikutinya. Lesti mendudukkan Rara pada ranjang.

"Coba cerita, ada apa?" Tanya Lesti lembut.

Rara diam. Ragu untuk menceritakannya.

"Cerita aja! Jangan dipendam, nanti kamu sakit!"

Rara diam sejenak, benar apa kata Lesti, harusnya ia tak menyimpan ini sendiri.

"Kak!" Rara langsung memeluk Lesti dari samping, Lesti membalas pelukan Rara, mengelus rambut Rara.

"Kenapa?" Tanya Lesti.

"Aku lagi bingung!" Curhat Rara.

"Aku egois gak sih kak?"

Lesti mengernyit bingung, namun tak berniat bertanya, menunggu adik kecilnya itu bercerita saja.

"Aku cinta sama.... Irwan. Tapi aku juga suka sama Gunawan, aku gak tau harus gimana!"

"Aku emang kecewa sama Irwan, tapi aku gak bisa bohong kalo aku emang cinta sama Irwan!"

"Tapi, beberapa hari belakangan aku dekat dengan Gunawan, dan aku ga bisa cegah rasa suka itu. Aku suka sama Gunawan, dia baik, dia perhatiaan sama aku, dia kaya jaga aku!"

Ternyata masalah hati. Adik nya ini sudah dewasa ternyata.

Lesti mengurai pelukan Rara, "dengerin kakak. Kamu masih kecil, ga seharusnya kamu mikirin masalah ini dulu," nasihat Lesti.

Rara diam mendengarkan. "Tapi karena kamunya terlihat pusing, kakak cuma bisa kasih tahu sesuatu sama kamu!" Jelas Lesti.

Rara menatap Lesti, menunggu sang kakak menasehati dirinya, Rara tidak akan protes akan nasihat yang diberikan, karena itu hak semua orang untuk berpendapat, masalah dilakukan atau tidakknya itu urusan belakangan.

Rara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang