[03] Rara || Usaha

627 54 8
                                    

Luangkan waktu 2 detik untuk vote!
Karena vote itu gratis.

Berarti kesempatan Gue buat dapetin dia lebih besar
~Irwan Krisdiyanto~

Berarti kesempatan Gue buat dapetin dia lebih besar~Irwan Krisdiyanto~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Rara, aku sekolah nya bareng sama kakak ya!" ucap Nia.

Kaki Rara yang baru saja menyentuh lantai bawah, langsung menatap Nia tak suka.

"Minta anterin aja sama Bokap, Lo!" ketus Rara.

"Papa sibuk, ka."

Rara tahu, Nia dan Santi hanya bersikap manis ketika Faisal berada di rumah saja, jika Faisal bekerja atau dinas ke luar kota, barulah sifat asli anak dan Ibu itu muncul.

"Oh," jawab Rara acuh. Rara duduk di sofa sambil memakai sepatu.

Nia memang satu sekolah dengan Rara, hanya saja tidak ada yang tahu kalau keduanya saudara tiri, kecuali Putri, sahabat Rara.

"Sabar Nia, sabar. Tahan emosi Lo, disini masih ada Papa!" Batin Nia.

"Nia sayang, kok belum berangkat," ucap Santi.

"Nia mau sama kak Rara, tapi kak Rara nya gak mau," adu Nia.

"Rara sayang, kamu berangkat sama Nia ya," bujuk Santi. Dan ikut duduk di samping Rara.

"Kalian berangkat bareng, biar kalian makin kompak," ujar Santi.

Selesai. Rara telah selesai memakai sepatunya, dan dia berdiri kemudian berjalan keluar, tapi sebelum itu Rara menjawab ucapan Santi.

"Tidak perlu, saya tidak ingin," balas Rara.

"Dasar anak kurang ajar!" Desis Santi pelan.

***

"Ra, kantin yu!" Ajak Putri.

Rara menggeleng, menolak ajakan Putri dan memilih fokus dengan buku yang di bacanya.

Putri berdecak, "kenapa sih Gue punya sahabat kayak Lo?" Kesalnya.

"Ga tau!" Balas Rara.

Menyebalkan!

Itu yang Putri rasakan, kenapa dirinya bisa kuat bersahabat dengan Rara? Si gadis pendiam yang menyimpan sejuta rahasia. Namun walau pendiam, sebenarnya Rara itu peduli.

"Lo aja yang kekantin, jangan lupa makan nanti sakit, gue mau ke taman aja," ucap Rara.

"Lo juga harus makan, Lo belum makan kan?" Tegas Putri. "Oke, Lo ketaman dulu aja, biar gue yang beli."

***

"Hai," sapa Irwan.

Rara mendengkus kesal, lagi-lagi dia. Rara tak peduli, dia terus saja melanjutkan membacanya.

Rara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang