[31] Rara || Kecewa

337 47 10
                                    

Luangkan waktu 2 detik untuk vote!
Karena vote itu gratis.

***

Satu jam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam.

Ridwan, Irwan dan Randa masih stay ditempat ini, dan juga Putri, yang menunggu penjelasan mereka bertiga.

"Udah?" Tanya Putri.

Mereka mendongak, menatap Putri. "Kalian diam aja? Saat Rara pergi?" Ucapnya membuat ketiga pria itu kembali tertunduk.

"Kalian tuh punya otak ga sih? Kenapa sampe kalian taruhan kaya gini?" Geram Putri. "Perasaan cewek itu sensitif, jadi sekali sakit hati, dia lama sembuhnya!" Nasihat Putri.

"Kenapa Diem? Jawab dong! Irwan! Randa! Dan Lo bang! Kenapa Lo tega sama Rara? Katanya Lo sayang sama Rara, tapi apa? Nyatanya Lo jadiin Rara taruhan!" Omel Putri.

"Put! Dengerin Gue-" ucap Ridwan terpotong karena Putri menyelanya.

"Dengerin apa Bang? Alasan apa? Harusnya Abang bilang sama Rara, bukan Putri!" Sela Putri.

"Kebodohan kalian yang Gue lihat sekarang adalah, pertama karena Lo jadiin Rara taruhan, dan yang kedua, kalian diem aja saat Rara pergi? Gak ada niatan kejar gitu? Gue diem disini karena mau lihat respon kalian, nyatanya kalian sangat bodoh!" Cibir Putri.

"PUT! LO KALO GAK TAHU APA-APA JADI LO MENDING DIEM!!" sentak Irwan.

"KENAPA? GAK SUKA? KALIAN EMANG BODOH!" Bentak Putri.

"Lebih bodoh lagi karena kalian cuma diam, tanpa berniat ngejar Rara! Kalo terjadi sesuatu sama Rara, Gue gak akan maafin kalian!" Ucap Putri dan setelahnya langsung pergi meninggalkan ketiga pria itu.

***

"AAAAA!" Rara berteriak sekencang mungkin.

Rara sekarang berada di area Rooftop sekolah, setelah meninggalkan taman, Rara langsung pergi kesekolah lewat gerbang belakang yang tidak dikunci.

Berdiri sambil menatap indahnya kota dari atas, Rara terus berteriak sambil menangis.

"GUE BENCI SAMA LO IRWAN! GUE BENCI!" teriaknya lagi lalu kembali menangis.

"Jadi gini? Rasanya sakit hati? Padahal Gue belum pacaran," gumam Rara mengusap air matanya.

"Jadi gini rasanya hubungan berakhir? Padahal belum memulai!" Rara tertawa miris.

"Gue bodoh banget ya? Gue pikir Irwan beneran tulus sama Gue! Nyatanya cuma mau mainin Gue doang! Gue juga bodoh karena gak sadar sama taruhan mereka!" Lirih Rara.

"Gue juga bodoh! Bisa-bisanya Gue jatuh hati sama orang yang sama sekali gak cinta sama Gue!" Geram Rara.

"Lo bodoh Ra! Bodoh!" Rara kembali berteriak.

Rara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang