[79] Rara|| Memaafkan

285 38 2
                                    

Bella yang duduk di samping Rara pun mengelus rambut Rara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bella yang duduk di samping Rara pun mengelus rambut Rara. Tersenyum menguatkan pada gadis yang menatapnya.

Sedari tadi, Rara diam tanpa merespon apapun.

"Percaya sama takdir yah!" kata Bella.

"Ra-rara... Ma-masih butuh waktu!" setelah mengucapkan itu, Rara beranjak pergi meninggalkan semuanya.

"Rara!" teriak semuanya.

Ridwan langsung menyusul adik sepupunya itu, sudah cukup. Biarkan semua masalah ini selesai dan berakhir bahagia.

Nandira reflek berdiri, ingin mengejar Rara, namun Bella menahannya.

"Mba sabar, tunggu di sini aja. Biar anak-anak yang samperin Rara!"

"Kalian kejar Rara. Susul Ridwan!"

Semuanya mengangguk dan menyusul Rara, di ruangan itu hanya tersisa Bella, Toni, Gunawan dan Nandira.

"Mama tenang ya!" Gunawan menenangkan sang Mama yang semakin terisak.

"Segitu bencinya Rara sama kita?" gumam Nandira.

"Rara masih labil aja Mba, maklumi dia ya. Dia butuh sedikit waktu lebih lama. Secepatnya Rara akan menerima Mba!" ucap Bella mengelus punggung Nandira.

Nandira mengangguk, mencoba lebih sedikit bersabar.

Gunawan mendekat ke arah Nandira, merangkul sang Mama."sebenci itu Lo sama kita, Ra?" batin Gunawan.

***

Rara memilih duduk di taman belakang, tempat yang tadi mereka gunakan untuk merayakan ulang tahun Lesti.

Air matanya kembali mengalir, sakit itu kembali muncul. Rara merasa ada seseorang yang ikut duduk di sampingnya. Rara tahu itu adalah Ridwan, karena dari aroma parfume pria itu.

Rara menahan tangisnya.

"Nangis aja! Luapin! Jangan ditahan!"

Mendengar itu, Rara langsung semakin terisak. "Mau cerita?" tawar Ridwan.

Rara diam. Ridwan mengangguk, biar saja, Rara butuh waktu, nanti tanpa diminta pun pasti Rara akan bercerita apa yang ia rasakan jika gadis itu sudah siap.

Irwan, Lesti, Putri, Meli, dan Randa. Mereka menghentikan langkahnya ketika melihat Ridwan.

"Mending biarin Rara sama Ridwan. Gue yakin Rara akan nurut sama Ridwan!" usul Irwan.

Lesti mengangguk. "Irwan bener. Biarin ini jadi urusan Abang aja. Rara akan keras kepala kalo sama kita, beda kalo sama Abang. Dia akan mudah luluh!" katanya.

"Mending kita balik ke dalem aja!" ajak Lesti.

Mereka mengangguk dan kembali ke dalam.

5 menit, Ridwan duduk di samping Rara, gadis itu masih terisak, Ridwan tak berusaha menenangkan, biarkan adiknya itu merasa puas akan apa yang di rasakan.

Rara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang