Ada yang mau di utarakan untuk Aurel? Atau sama Rasyid? Comment yah!
Happy reading!
“bahkan pelangi memilih pergi setelah selesai dengan tugas nya, iya seperti kamu yang pergi setelah mendapatkan nya.”
•••
Mengapa tuhan mengizinkan semesta mempertemukan kita jika pada akhirnya kamu pergi lebih dahulu?
Mengapa waktu itu fajar bersinar padahal sudah tahu bahwa guntur dan angin akan berdebat?
Mengapa disaat aku sudah nyaman, Kamu baru mengungkapkan kebenaran?
Beginikah guntur setelah senja?
Ini kah rasa kecewa setelah nyaman?Atau beginilah rasa kecewa yang terlalu dalam karna pengkhianatan?
Yang sudah di persilahkan menetap, kini seenak jidat pergi membawa semua warna. Menggores luka yang mampu membuat semesta tercengang.
Benar kata hati nya dulu, percaya kepada orang lain adalah satu langkah membodohi otak. Kini benar, aku terjebak.
Satu persatu semua akan pergi hanya tinggal soal waktu saja, yang di kira pelindung kini sudah pergi. Yang dikira tempat bercerita kini sudah berlalu. Yang di kira mampu mempertahankan seutas garis senyum kini hilang.
Sendiri.
Di titik ini, yang paling tau kita hanya lah diri sendiri bukan orang lain bahkan sedarah.
Sejak pulang dari sekolah Rasya hanya mampu diam, tatapan nya kosong. Bibirnya tersenyum namun mata itu terus berembun. Di sisi lain Nichol menahan emosi ketika semua cerita yang memang tidak pernah ia bayangkan terjadi. Tangan Nichol mengepal kuat, mata lelaki itu memanas, dada nya terasa sesak.
Rasya sempat menelpon Nichol–ketua genk Margarentha–yang sudah ia anggap abang nya, harus nya yang di sisi nya Revano bukan lah Nichol.
“bajingan lo syid! Gue bakal buat lo ngerasain sakit bahkan lebih apa yang dirasakan tuan putri gue!”
“jangan bang.”
Ucapan Rasya mengudara begitu saja membuat Nichol yang sudah merah padam tertahan untuk beranjak keluar rumah.
“Rasya bisa selesain ini. Rasya baik-baik aja kok,” kata Rasya menatap kosong.
“dia udah sakitin putri Nichol, dan Nichol gak terima!” bersikukuh Nichol untuk menghabisi Rasyid. Ia tidak peduli kalau harus di bui atas tindakan nya nanti.
“Nichol nemenin Rasya aja, ya?” suara gadis itu bergetar.
Dari sofa rumah orang tua nya, Rasya memaksa tersenyum dengan wajah yang pucat.
“jangan pergi ya Nichol?” tutur nya tersenyum getir.
Lebur sudah emosi Nichol. Cowok itu melihat embun di mata Rasya sudah berubah menjadi bulir air. Ia mendekat berjongkok di depan gadis yang sudah ia anggap adik. Tangan Nichol mengulur menyeka air pipi Rasya. Mata mereka beradu, detik pertama Rasya masih tersenyum seolah semua baik-baik saja. Seolah hati nya tidak terluka, seolah dunia nya sedang tak runtuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasya Vs Rasyid [END]
Teen FictionTentang kita yang terikat dalam luka -Ketika aku yang kini sudah bukan tujuan mu untuk pulang- [ROMBAK TOTAL!!] Kata orang, Rasyid itu iblis berwujud manusia, Rasyid yang terkenal dengan sikan bengis dan arogan nya serta ketampanan dan kekayaan nya...