76. Pergi

7.5K 245 34
                                        

Happy Reading!

Rasya menatap kebelakang setiap beberapa detik dengan langkah yang tergesa-gesa, demi apapun ia tak ingin bertemu dengan lelaki brengsek itu.

"RASYA, TUNGGUIN GUE!" ucap Rasyid keras dan terus berlari mensejejarkan langkah nya dengan gadis tersebut.

"RASYA BERHENTI!! GUE PERLU NGOMONG!"

"RASYA!!"

Rasya merasa kelelahan namun tak urung ia mempercepat larinya, air hujan mulai membasahi bumi, Rasyid berlari semakin kencang saat Rasya sudah mulai memelankan larinya.

Keduanya basah kuyup, hujan semakin deras dan Rasya semakin tak sanggup menahannya. Bibirnya bergetar begitu juga dengan wajah nya yang semakin pucat.

Entah siapa yang memulai, namun kini Rasya merasakan kehangatan diantara dingin nya air hujan, Rasya membeku ditempat bagaikan orang hilang arah.

"Maaf..."

Dibawah guyuran air hujan dan ditengah jalan yang sepi pengendara, keduanya sama-sama menikmati momen yang sudah lama tak pernah dirasakan kembali.

Air mata Rasya jatuh mengalir, tangan nya menunduk menatap tangan kekar Rasyid yang melingkar diperutnya, senyum nya terulas.

Keinginan baby Aksa terwujud, sekarang papah peluk Aksa.

Rasya mengusap lembut tangan Rasyid, bahunya bergetar dan tangisnya semakin terdengar.

Rasyid semakin merapatkan tubuhnya, menaruh dagu nya tepat di bahu Rasya. "Maaf, gue gak bermaksud buat rebut keperawanan lo. Malam tadi gue gak sadar, gue gak bermaksud sya." katanya.

Rasya mengangguk dengan senyuman kecil, ia berbalik dan menatap Rasya dengan waktu yang lama, Rasyid tertegun saat begitu mudahnya gadis itu memaafkan nya sedangkan perilaku ia selama ini begitu di luar batas.

Rasya mendekat lalu mengalungkan tangan nya di leher Rasyid, perlahan bibir pucat tersebut menempel pada bibir Rasyid, rasa hangat, rindu dan kenyamanan menghantarkan nya lewat penyatuan bibir mereka.

Rasyid menahan tengkuk Rasya dan mengusap punggung gadis itu dengan lembut, membalas ciuman Rasya dengan lembut.

Rasya mendorong pelan dada Rasyid lalu menghirup oksigen dengan rakus, jari lentiknya menyisir rambut-rambut yang menutupi mata pria itu.

"Rasya..."

Rasya mengangkat alisnya dengan raut wajah bingung, "apa?" tanya nya.

Rasyid menatap Rasya dengan wajah keheranan, "lo... Kenapa?"

"Emang gue kenapa?" tanya balik Rasya, Rasyid mendengus kesal membuat Rasya terkekeh.

"Gue mau jelasin kenapa sikap gue selama Akhir-akhir ini," terang Rasyid dengan wajah memohon.

"Bukan akhir-akhir ini, kamu ngekhianatin aku 7 bulan Rasyid, bukan waktu yang singkat untuk buat aku hancur." ucapan Rasya mampu membuat Rasyid seperti ditusuk ribuan jarum tepat di hati nya.

"Gak perlu, gapapa. udah selesai semua nya kok." jawab Rasya tenang yang membuat Rasyid semakin tak karuan.

"Enggak! Apaan sih, dengerin gue ngomong!" Rasya hanya tersenyum perlahan mengangguk, Rasyid tersenyum lebar.

•••

Rasyid sedang berada di toko boneka, sekarang ia ingin membelikan istri nya boneka gurita, mata nya menyusuri rak-rak berisi ragam boneka.

"Mau yang mana mas?" tanya pelayan yang tiba-tiba berada di samping nya, Rasyid menoleh dan pelayan didepan nya tak kalah terkejut.

"Rasyid..." panggil pelayan tersebut yang tak lain dan tak bukan Aurel.

Rasya Vs Rasyid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang