10. Butik Mom's Suci

5K 266 8
                                        

SELAMAT MEMBACA❤

Kring kring...

Sekarang sudah waktunya untuk pulang, Rasya bergegas mengemasi alat tulis nya agar secepatnya pulang, lantaran ia tak ingin membuat Rachel menunggu.

"Gue cabut duluan." pamit Rasya lalu berlari keluar kelas.

sebenarnya alasan Rasya selain tak ingin membuat mamah nya menunggu, satu alasan lagi adalah mengenai laki-laki yang kini sedang berada di parkiran sembari duduk di jok motornya bersama teman perkumpulan nya.

Ia benar-benar menghindari Rasyid setelah kejadian waktu istirahat tadi, mata nya melirik sejenak kearah pria tampan itu, namun sialnya ternyata lelaki itu juga sedang menatap nya.

Rasya buru-buru memutuskan kotak mata, kemudian melambatkan larinya saat hendak sampai di depan mobil sang mamah.

"Cuit, gak dipanggil itu pacar nya?" goda Gavin menatap Rasya yang berjalan menuju kearah mobil.

Rasya tak membalas namun menatap tajam Gavin lalu melengos pergi, sontak perlakuan Rasya membuat mereka tertawa gemas.

Rasya membuka pintu mobilnya, "assalamualaikum mah." salam Rasya lalu duduk di kursi samping kiri Rachel kemudian salim.

"Waalaikumsalam, abang mana dek? panggil dulu, mamah mau ngomong." pinta Rachel seraya membuka dashboard, Rasya menghela napas. Sama saja nama nya kembali ke kandang singa.

"Iya mah."

Rasya pun keluar dari mobil dan melangkah kearah perkumpulan berandalan, tentu saja kedatangan Rasya mengundang perhatian mereka.

"Waduh, tadi gak mau manggil Rasyid, eh ternyata mau saling ketemu." ledek Azriel membuat Rasya sudah tak tahan, menatap Revano agar menghampiri nya.

"Mulut lo berdua lama-lama gue geprek, kalo gak diem!" ancam Rasya menunjuk Gavin dan Azriel dengan mata menyipit.

Tentu saja hal itu membuat kedua lelaki yang menyandang gelar dua si stupid menatap takut, "eh enggak, tadi kita bercanda doang kok." Azriel menyenggol Gavin dengan siku nya meminta tolong, Gavin pun mengangguk takut.

"Rev, mamah jemput gue. Di panggil mamah tuh, udah nunggu di mobil." ajak Rasya lalu melengos pergi dihadapan Rasyid, langkah nya terhenti saat dihadapan Rasyid.

"Apa lo!?" tanya Rasya ngegas, Rasyid mengkerutkan kening heran.

"Lo sakit?" pertanyaan Rasyid mampu mengundang emosi Rasya yang sempat meredup.

"Heh! Mau gue sakit, mau gue jungkir balik, rol depan, rol belakang. Terserah gue lah! Emang lo mak gue!?" oke, ini kejadian langka. Pertama kali nya Rasya berbicara panjang lebar.

"Kalo dihujat jangan ngegas ya guys, calm aja. Cause tiap hujatan ada makanan, minuman, dan bahkan ada dangdutan biasanya." celetuk Azriel.

Plak!

"ITU HAJATAN BANGSAT!" Gavin mengacak rambutnya, betapa frustasi nya memilik friend stupid seperti Azriel.

"Yaudah sih, gausah ngegas." balas Azriel mengusap kepala nya yang terasa sakit.

"Pergi sana." usir Rasyid tak menghiraukan aksi teman-teman nya, Rasya mendengus menatap tajam Rasyid sebelum pergi menjauh.

"Santai babi, gue bisa jalan sendiri." umpat Rasya menghentakkan kaki kesal, berbalik kebelakang sejenak hanya untuk melayangkan tatapan tajam dengan bibir digesekan kearah kanan dan ke kiri. Sudah seperti bocil yang sedang bertengkar dengan teman nya.

Rasyid mendengus geli, lucu saja melihat gadis itu yang sekarang sedang marah-marah tak jelas pada nya.

Rasya pun sudah berada di mobil mamahnya, menghiraukan perbincangan Rachel dan Revano. Ia sekarang lagi malas nguping.

"Yaudah Revano nongkrong dulu ya mah, dek jangan kemana-mana." pamit Rasyid setelah mencium pipi Rachel dan Rasya bergantian setelah itu pergi.

"Tak gendong kemana-mana–" Rasya malah bernyanyi membuat Rachel terkekeh dengan anaknya yang mulai kembali cerewet.

Jujur saja, ia merindukan Rasya yang dulu.

"Kita mau kemana mah?" tanya Rasya sembari menyalakan musik di mobil Rachel agar mengisi kesunyian.

"Ke butik tante Dinda." jawab Rachel, Rasya pun mengangguk paham.

Rasya turun dari mobil setelah sampai di toko yang cukup mewah dan besar, me atap plang yang tertulis “Butik Mom's Suci” agak aneh memang, namun Rasya menyukai ornamen dan gambar dua orang yang seperti nya anak dan ibu sedang berpelukan dengan penuh kasih sayang.

Foto mereka menjadi satu dengan plang yang berdiri kokoh di depan toko besar dan mewah milik Dinda, sangat menggemaskan.

Itu foto Suci dan mamah nya, Rasya menjadi tahu. Seberapa besar rasa sayang suci maupun sang ibunda.

Rasya dan Rachel melangkah masuk, baru saja masuk mereka sudah disuguhkan dengan pakaian mewah yang menggantung.

Dari arah berlawanan, rupanya Dinda sudah menunggu kehadiaran kedua nya. Rachel dan Dinda pun bercipika-cipiki lalu Rasya salim kepada tante nya.

Keluarga jauh, jadi tidak membuat Rasya akrab dengan mereka. "Tante gak nyangka, waktu dulu kamu masih di gendong tante, sekarang udah mau nikah aja. Kamu beneran gak ingat tante?" tanya Dinda lagi, seolah berusaha mengingatkan Rasya tentang masa kecilnya yang bersama Dinda.

"Kalau boleh tahu, umur aku dulu berapa saat ketemu tante?" tanya Rasya sopan.

"Kalo gak salah sih, satu tahun tujuh bulan kayaknya." Dinda menunjuk-nunjuk dagu nya seolah berpikir keras.

Rasya melirik Rachel, sedangkan Rachel diam-diam mengusap punggung anaknya memberi kesabaran.

Di umur sekecil itu, gimana bisa gue ingat mereka!? Batin Rasya murka.

"Yaudah yuk masuk! tante udah siapin gaun kamu. Tinggal di kemas aja." Dinda pun menuntun mereka menuju ruangan nya, setelah itu menyuruh pelayan agar membuatkan minuman.

Setelah lama berbincang dengan membahas masa kecil Rasya dan Revano serta saudara-saudara mereka, akhirnya perbincangan membosankan ini berakhir bagi Rasya.

"Saya permisi tante." pamit Rasya lalu segera masuk ke mobil, takut saja kembali mengajaknya berbincang.

Rachel pun masuk dan segera menjalankan mobilnya, Rachel melirik anak gadis nya sejenak lalu tertawa pelan.

"Anak mamah kenapa sih? Kok jutek banget wajah nya." tanya Rachel mengusap kepala Rasya lembut.

Tentu saja perlakuan Rachel membuat Rasya kembali tenang, "tante nya cerewet banget, Rasya capek ngomong." adu Rasya kesal dengan wajah cemberut.

Rachel tertawa lepas mendengarnya, pertama kalinya ia melihat wajah menggemaskan Rasya setelah hilang beberapa tahun.

"Mamah kenapa ketawa?" tanya Rasya kesal lalu bersedekap dada.

"Gapapa sayang, yaudah habis ini kita makan dulu ya?" ajak Rachel diangguki Rasya.

"Oke, sip."

–Rasya Vs Rasyid–

Jangan lupa Vote, comment and share.
[ Sudah di revisi ]
 


Bersambung...
Jangan lupa shalat yah, jangan lupa vote dan juga comment
Oh iya sesuai kepercayaan masing-masing
See you:)

Rasya Vs Rasyid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang