SELAMAT MEMBACA❤
Rasya berlari sekuat tenaga menjauhi perpustakaan yang dimana terdapat seseorang yang bisa kapan saja membunuh nya, semua orang yang lewat dikoridor menatap heran Rasya yang kini sedikit menampilkan ekspresi selain datar.
Rasya menoleh kebelakang memastikan apakah sosok tersebut masih ada atau tidak, namun ekspetasi tidak melulu menjadi realita, bahkan lelaki itu berjalan kearah nya seraya tersenyum kecil.
Seolah ia hanya murid teladan serta predikat cupu, bukan laki-laki berbahaya apalagi seorang pembunuh.
Rasya semakin tak karuan, ia kembali berjalan sampai tak sadar menabrak seseorang. Ia mundur beberapa langkah, napasnya naik turun dengan keringat yang membanjiri pelipis nya.
Setelah menetralkan napasnya Rasya mendongak dan tepat di depan adalah Rasyid beserta teman-teman nya, Rasyid mengkerutkan kening heran saat melihat wajah gadis didepan nya nampak pucat.
Saat melihat ada Revano disana ia dengan cepat menghampiri dan memeluknya erat, bahkan Revano hampir terhuyung kebelakang kalau saja tidak bisa menjaga keseimbangan.
Mereka yang melihat nampak kaget, apalagi sosok Rasya yang terkenal dingin dan cuek tiba-tiba saja memeluk sang kakak kadang melemparkan senyuman saja jarang.
Revano mengusap punggung Rasya pelan, ia memberi waktu untuk adiknya tenang. "Ada apa? Cerita sama gue, kenapa lo kayak ketakutan gitu." tanya Revano setelah Rasya mulai terlihat tenang, Rasya menyembunyikan wajah nya di dada bidang Revano.
Rasya berucap pelan, hingga hanya mereka berdua yang mendengar, "coba lo liat kebelakang, terus lihat teliti sama ciri-ciri yang gue bilang." ujar Rasya membuat Revano menatap kedepan, menuruti apa yang diucapkan adik nya.
"Cowo culun, pake kacamata, baju nya rapi terus ada kalung bandul bintang dan luka di leher nya gambar silang." terang Rasya dicermati dengan baik oleh Revano.
Rasyid, Gavin dan Azriel hanya diam penasaran apa yang diucapkan kedua bersaudara tersebut.
Revano mengusap kepala adiknya lalu mengecupnya berkali-kali, "gue gak liat sya, jaraknya lumayan jauh. Ada dua orang yang lo sebut tadi, coba lebih spesifik ciri-ciri nya.
Rasya diam berpikir keras, apalagi yang membedakan sosok tersebut. Ia berusaha mengingat ciri-ciri yang berbeda namun tidak ada satupun terlintas dipikiran nya.
Ternyata menyebalkan juga menjadi sosok orang yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar, Batin Rasya.
Kalau mengingat wajah nya, tentu saja terlihat jauh dan pasti tak nampak. Mengingat kalung dan bekas luka saja Revano tak melihat nya.
Rasya diam sejenak, ia menyuruh Revano memanggil Rasyid lantaran Rasyid sangat tajam penglihatan nya. "Rasyid, sini lo deketan." pinta Revano membuat lelaki tersebut mau tak mau mendekat.
"Hm?"
Ia berada di belakang Rasya, Rasya berucap pelan, "deketan sini sama mulut gue." ujar Rasya membuat Rasyid menatap malas namun menurut.
Rasya diam sejenak mengamati wajah Rasyid yang dibilang kurang ajar tampan nya! "Lo denger nih ciri-ciri nya! cowo cupu, pakaian nya rapi, pake kacamata terus pake kalung berbandul bintang sama ada luka bekas gambar silang di leher, coba lo liat cowo-cowo yang gue sebut tadi ciri-ciri nya." pinta Rasya dituruti Rasyid, laki-laki tersebut memainkan ponsel nya sejenak kemudian perlahan mengamati siswa yang disebutkan Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasya Vs Rasyid [END]
Teen FictionTentang kita yang terikat dalam luka -Ketika aku yang kini sudah bukan tujuan mu untuk pulang- [ROMBAK TOTAL!!] Kata orang, Rasyid itu iblis berwujud manusia, Rasyid yang terkenal dengan sikan bengis dan arogan nya serta ketampanan dan kekayaan nya...