78. Di bongkar?

6.2K 226 21
                                    

Maaf telat:( Banyak typo bertebaran, author gak sempet buat baca ulang karna mau buru2

Happy Reading!

Berpijak pada bumi dengan duka yang tak terkira, terlihat bahwa orang-orang berbondong-bondong mengantar jenajah untuk kerumah terakhir kali nya. Mereka menaruh jasad perempuan yg kini sudah tidak bernyawa dengan wajah pucat nya.

Semua orang terkejut bukan main saat mendengar kabar bahwa Rasya telah berpulang ke-rahmatullah, siapa yang menyangka gadis cantik dengan sikap bar-bar dan cuek nya telah pergi meninggalkan semua nya.

Tidak terhitung berapa ratus manusia yang mengantar, semua anggota genk gadis itu hingga teman-teman kelas mereka dan guru-guru ikut melayat dan berbela sungkawa.

Setelah menaruh mayat Rasya dan menutup nya kayu kemudian mereka bersiap untuk mengubur dengan tanah, suara isak tangis masih terdengar sampai semua orang berpamitan kepada Rasyid dan teman-teman gadis itu.

Stevani berjongkok diikuti Jessica dan Anna, mengusap-ngusap nisan yang menuliskan nama gadis itu dengan senyum pahit nya.

Telah berpulang ke-rahmatullah
Rasya Mazora Wiliam
20-02-2020
Binti
Alm. Raditya Bagaskara Wiliam
16-08-2019

"Rasya gue sayang banget sama lo, mungkin kesan pertama kita bertemu emang gak enak. Tapi, setelah semua yang kita jalani, kenangan yang kita buat bertiga gak akan pernah gue lupain. Lo bahagia disana ya, semoga orang tua dan abang lo dengan bahagia diatas sana. Gue akan selalu merindukan lo” ungkap Stevani sembari mengusap air mata nya yang mengalir.

Jessica pun menusuk menggengam tanah yang mengubur sahabatnya, “sekarang kita bener-bener gak bisa ketemu lagi ya, bund?” tanya Jessica tersenyum getir, semua menahan napas saat Jessica sangat serius kali ini.

“maaf ya, kalo selama ini gue selalu buat lo emosi. Sekarang, gak ada lagi orang yang selalu beri gue amanah buat selalu jaga diri sama Anna, dan Stevani. Gue akan selalu ingat kata-kata lo, maafin gue ya? Gue sayang sama lo.” Jessica menatap nisan nama yang terpampang jelas, menyesakkan.

Sekarang Anna yang menghampiri, “Rasya, gue gak mau ngomong panjang-panjang. Gue cuma ngirim doa disetiap shalat gue, gue udah capek nangis terus daritadi.” dengus nya membuat yang lain menghela napas.

Gavin dan Azriel tidak mendekat, namun meminta maaf lewat hati dan berdoa. Stevani, Jessica dan Anna perlahan bangkit dengan tak rela. Mereka pun pamit diikuti dengan Gavin dan Azriel.

Hanya tersisa Rasyid dan Rega, tidak ada yang mengeluarkan suara selain menatap gundukan tanah dihadapan mereka.

“Rasya,” sapa Rega mengusap pelan nisan gadis itu, “maaf kalau saya lancang berbicara seperti ini, jujur saya memang tidak tau kapan datang nya. Semenjak saya menatap raut wajah dingin kamu entah bagaimana mampu membius saya,” ungkap dari hati yang tulus, tidak menghiraukan Rasyid yang berjongkok dengan hawa panas mengelilingi.

“saya mencintai mu Rasya, maaf kalau saya lalai menjaga mu.” ucapan Rega mampu membuat Rasyid membelalak, menahan emosi yang ingin terlampiaskan. bagaimana pun Rega lah yang menemani masa-masa tersulit Rasya.

“Rasya, saya pamit. Pamit Rasyid” pamit Rega hanya dibalas anggukan lelaki dingin itu.

Rasyid mendekat, tersenyum getir saat semua yang berada dihadapan nya nyata Mengusap nisan dengan lembut.

Rasya Vs Rasyid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang