42. Mazotala?

2.6K 149 9
                                    

Happy Reading

“Mazotala”

Rasyid berucap lirih, namun masih didengar Rasya. Sedikit penasaran siapa itu Mazotala, mendongak keatas menatap wajah Rasyid yang sudah berubah.

Kosong dan tersirat rasa bersalah. Ada apa dengan nya?

“emang dimana Mazotala cinta pertama kamu?” tanya Rasya membuyarkan lamunan Rasyid.

Rasyid mengerjabkan mata nya, melepas rengkuhan mereka dan saling berbaring menatap ke atas atap langit-langit kamar mereka.

Rasyid terdiam sejenak seolah merangkai kata-kata yang tepat untuk menjelaskan nya, “Mazotala itu sahabat kecil aku, waktu dulu saat aku dari lahir sampai umur 7 tahun udah deket banget sama dia.
Karna bunda sama ibu nya Mazotala itu sahabat semasa SMA” ucap nya sambil menjeda sejenak.

“kita sering banget main bareng, gak ada yang deketin aku karna aku terkenal dingin sama cuek dengan lingkungan sekitar. Cuma dia yang tahan sama sikap dingin aku, dia selalu aja ada saat aku butuh. Sekarang aku kangen banget sama dia, udah gak tau lagi dia dimana sekarang semenjak insiden 10 tahun yang lalu, mungkin gara-gara aku” ujar nya menceritakan, berakhir senyumnya berubah kecut.

Rasya menoleh kesamping, merasa ada yang aneh menurut nya, “gara-gara kamu?” tanya Rasya memastikan.

Rasyid mengangguk, kemudian menjelaskan kronologi nya.

Flashback on

Kini sepasang anak kecil sedang bermain di taman, karna komplek perumahan mereka yang elite jadi ada beberapa fasilitas autdoor seperti taman, kolam renang dll. Untuk yang ingin berenang dan bermain di taman luar rumah saja, masing-masing rumah sudah memilik taman khusus dan kolam renang masing-masing.

Dua anak kecil yang bersifat berbeda, yang satu cerewet dan yang satu nya cuek. Namun mereka tetap bersama tanpa pernah terpisah, kecuali saat pulang kerumah masing-masing.

“tala ayo dong ikut main sini” ajak Mazo pada laki-laki yang hanya duduk di kursi taman sambil memainkan bola pingpong milik nya.

Tala menoleh sejenak, kemudian kembali memainkan bola pingpong nya tanpa menghiraukan Mazo yang berdecak kesal.

“es krim enak, es krim enak! Yuk dibeli, seger-seger loh!”

Suara pedagang es krim menarik perhatian Mazo yang sedang bermain barbie dan robot-robotan, percayalah gadis kecil ini terkenal tomboy di komplek mereka.

Mazo langsung menoleh menatap pedagang tersebut antusias, berlari menghampiri Tala “Tala aku mau es krim, yuk kita beli” ajak nya sambil mengulas senyum lebar.

Tala menoleh kemudian menggelengkan kepala nya, “ga mau” jawab nya cuek.

Wajah Mazo berubah sendu, “ayo dong Tala, kamu gak pernah nyobain es krim rasa coklat. Ayo dong!” ajak nya sambil menarik-narik pergelangan tangan Tala.

Tala menepis tangan Mazo kasar, membuat Mazo terjatuh duduk di rumput. “aku gak mau Mazo! Beli sendiri bisa kan? Gak punya kaki kamu?!” ucap nya pedas, inilah yang tak disukai Mazo pada Tala. Ia sekali berbicara panjang sangat lah pedas dan menyakiti hati orang lain.

Mata Mazo berkaca-kaca, bangkit dan berdiri menghadap pada Tala yang menatap nya tajam. “kamu jahat! Aku cuma ngajak kamu beli es krim emang salah?! Mazo benci Tala, Mazo gak akan pernah main sama Tala! Gak akan pernah lagi ketemu Tala!” bentak Mazo sambil menangis.

Tala terdiam menatap Mazo menangis, “bagus lah! Kamu pergi jauh-jauh dari sini! Jangan pernah muncul dari hadapan aku lagi, kamu itu pengganggu!” balas Tala membentak nya.

Rasya Vs Rasyid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang