17. Kiss

5.2K 249 4
                                        

SELAMAT MEMBACA

Bunyi dering alarm dari kamar gadis cantik bernama Rasya terus berbunyi, namun sang pemilik terlihat tak terusik sama sekali. Namun, akibat dering alarm tersebut mengusik kamar sebelah.

Brakk!

Revano dengan kesal menyingkap selimut yang membaluti tubuh adiknya, "Rasya bangun! Alarm lo bikin kesel." ujar Revano kesal dengan mata yang menyipit menahan kantuk.

Rasya menggeliat lalu mencari posisi ternyaman, "matiin biar gak pusing." balasnya lalu menarik selimutnya kembali.

Revano mendengus kesal, ia sudah mematikan alarm tersebut mata nya terlihat kabur akibat kantuk yang semakin menelan nya.

"Sini bang tidur, enak tau." racau Rasya melambaikan tangan nya kearah Revano dengan absurd.

Revano mendesis lalu berbalik pergi, laki-laki tersebut berbalik arah dan dengan cepat berbaring disamping adiknya dan memeluknya.

Mereka kembali tidur, Revano menepuk-nepuk punggung Rasya agar tidur nyenyak, kebiasaan Revano saat tidur bersama dengan Rasya yang dimulai dari masa kecil.

Kalau dulu dari pantat mempuk-puk nya, namun Rasya kan sudah besar tidak mungkin ia menyentuh Rasya.

Rachel yang tidak melihat ada tanda-tanda dua tuyul kesayangan nya turun sarapan menatap tajam suaminya, "bangunin anak kamu," titah Rachel menyuruh Raditya yang sedang sibuk dengan ipad nya.

Raditya menoleh kearah Rachel dengan wajah memelas, "jangan aku dong, emang kamu mau aku tidur lagi?" jawab Raditya.

Memang kebiasaan mereka bertiga dimana Rasya, Revano dan Raditya, kalau sudah melihat saudara atau anaknya tidur bukan nya membangunkan malah tidur bersama.

Rachel membayangkan kejadian dua hari yang lalu, dimana emosi nya memucak saat melihat ketiga nya malah tertidur dikamar Rasya dengan Rasya ditengah-tengah nya.

Seperti hari ini, Revano membangunkan Rasya akibat jam weker gadis tersebut, namun tidak melihat ada tanda-tanda kedua nya turun, Rachel pun menyuruh suami nya untuk menyusul membangunkan mereka. Bukan nya menemukan mereka yang turun keruang makan namun malah menemukan kamar Rasya yang sudah terdapat anak dan suami nya.

Rachel berteriak kesal hingga menceramahi mereka sampai pamit pergi kesekolah dan kekantor, emosi nya tak terbendung saat melihat sikap menurun Raditya kepada kedua anaknya.

"RASYA, REVANO TURUN!! MAKAN CEPAT!" teriak Rachel membuat Raditya menutup kuping nya dengan cepat.

"Yang, guna nya pelayan buat apa sih?" tanya Raditya menatap istri nya jengah.

"Lah? Iya yah."

...

"Mah, pah. Rasya kesekolah dulu." pamit Rasya lalu mengecup punggung dan pipi kedua orang tua nya diikuti oleh Revano maupun Rasyid.

"Hati-hati, jangan ngebut!" peringat Rachel diacungi kedua jempol laki-laki tampan.

"Lo anterin adek gue sampe selamat, jangan sampe lecet!" Rasyid mengangguk lalu masuk kedalam mobil nya.

Diperjalanan hanya keheningan melanda kecuali bunyi deru alat transportasi para masyarakat, setelah memasuki gerbang berpilar mewah khas SMA PELITA BANGSA, Rasya pun berniat pergi setelah mengucapkan terimakasih.

"Tunggu," kata Rasyid tiba-tiba membuat Rasya mengurungkan niat nya membuka pintu mobil.

Ia diam menatap Rasyid yang sibuk berbalik tubuh untuk mengambil sesuatu setelah mendapatkan nya ia berbalik, namun entah siapa yang salah tiba-tiba saja benda kenyal nan basah menyentuh bibir Rasya.

Kedua nya mematung, masih belum sadar atas apa yang mereka lakukan. Rasya mengerjabkan mata nya berkali-kali setelah sadar apa yang ia lakukan ia segera memundurkan tubuhnya seraya menatap tajam Rasyid yang memerah telinga nya.

"Lo ngapain!? Mesum lo, brengsek!" Rasya tak henti-henti memukul tubuh Rasyid hingga sang empu mengaduh kesakitan.

"Aw, udah sakit bego!" balas Rasyid menghentikan pukulan Rasya yang tak main sakitnya, Rasya memicingkan mata nya kesal.

"Gak sengaja, lagian ngapain sih lo pake ikut ngeliat kebelakang!?" balas Rasyid melemparkan kenyataan yang benar ada nya.

"Gue kan penasaran!" balas Rasya tak mau kalah, suara mobil lamborghini berwarna hitam yang awalnya hening malah bising dengan argumen mereka.

"Terserah lo deh!" ujar Rasya lelah sendiri, menyilangkan kedua nya tangan didada merasa kesal.

Satu sama lain saling curi pandang saat mata mereka bertemu, serempak mengalihkan mata masing-masing, wajah kedua nya memerah sampe telinga mengingat bagaimana kejadian beberapa menit yang lalu.

"Nih, buat lo, dari bunda." Rasyid menyodorkan paper bag bergambar batik kepada Rasya yang dengan senang hati di terima gadis itu.

"Gue cabut." pamit Rasya lalu membuka pintu mobil, Rasyid menganguk lalu menyusul Rasya keluar.

"Eh, tadi siapa yang ciuman dimobil!?"

Deg!

Sial! Gue sumpahin bintitan mata lo!

–Rasya Vs Rasyid–

Jangan lupa follow akun suci and voment juga!

Sedih banget gak sih saat liat cerita kita banyak yang baca tapi vote nya bahkan gak sampe 1 dari 10 pengen nangis gara-gara ngeliat vote nya.

Kayak gak diharga tulisan suci😥💔

Rasya Vs Rasyid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang