SELAMAT MEMBACA❤
“sudah kah kita bersyukur hari ini?” – Rasya
Rasya melambaikan tangan pada Aurel, Natasya dan Keysa. setelah itu menancapkan gas melaju membelah jalanan, lampu merah menyala disaat ia hendak melajukan mobil nya lebih cepat.
Menghembuskan napas kesal lalu memundurkan mobil nya yang melewati zebra cross, setitik demi setitik air yang berasal dari langit semakin deras. Rasya menutup sepenuhnya jendela mobil agar menghalau dingin nya angin alam.
Mata gadis itu menyipit saat melihat pemandangan yang membuat nya iba, dengan segera membuka jendela mobil miliknya saat anak kecil menghampiri nya seraya mengetuk jendela mobil.
Tubuh anak lelaki itu basah kuyup, tidak menghiraukan deras nya hujan menerpa tubuhnya, membawa dua keranjang yang berisi tisu yang masih dibalut plastik dan bolu kukus yang sayang nya masih banyak dan sedikit basah.
Rasya meringis pilu saat melihat dengan semangat nya anak laki-laki itu menawarkan dagangan nya sesekali mengusap wajah nya saat air hujan menerpa.
"AYO SINI DULU MASUK MOBIL KAKAK!" ajak Rasya, anak kecil itu pun melangkah kearah pintu sebelah Rasya. Rasya membuka pintu mobilnya dan dengan cepat menyuruh masuk.
Anak kecil itu belum masuk, lalu bertanya. "Emang gapapa kak? Baju aku basah semua lho." ujarnya, Rasya mengangguk sembari tersenyum.
Dengan perlahan anak kecil bernama Alka itu pun segera masuk dan duduk di kursi samping Rasya, mata nya menatap takjup betapa mewah nya mobil sport yang dinaiki nya.
"Kamu kenapa hujan-hujanan gini? Nanti sakit loh." Rasya menjalankan mobilnya saat lampu merah sudah berubah warna, menatap sejenak anak kecil yang belum ia ketahui nama nya.
"Aku jualan kak, bantu bunda biar bisa kasi jajan buat adik-adik di rumah." Rasya terenyuh mendengar jawaban tulus dari Alka.
"Nama kamu siapa? Kalo nama kakak Rasya."
"Nama aku Alka, nama kaka cantik kayak orang nya. Alka suka." ucapan polos dari Alka mampu mengundang tawa Rasya walaupun kecil.
Rasya mencubit pipi Alka gemas lalu kembali menatap kedepan, "Kamu jualan apa? biar kakak beli."
Mata Alka seketika berbinar saat mendengar Rasya akan membeli dagangan nya. "berapa kak? Biar Alka siapin."
"Semua nya, sama tisu juga sekalian."
Mata Alka membulat, menatap nampan berbahan anyaman yang berada dipangkuan nya. "Kakak Rasya serius mau beli semua jualan Alka?"
"Iya, serius."
Alka dengan semangat memasukan beberapa bolu kukus kedalam plastik dan beberapa kotak tisu, sedaritadi tak henti nya ia menggumamkan rasa bersyukur dan terimakasih kepada Allah.
"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah. makasih udah mau datangkan rezeki buat Alka dari kakak Rasya." gumam nya yang masih bisa di dengar Rasya.
Hati Rasya tersentil mendengarnya, mengingat ia yang jarang shalat dan selalu jarang bersyukur. membuatnya menjadi manusia paling buruk di muka bumi, meminta maaf dalam hati saat ia hanya datang kepada Allah disaat ia sedang kesulitan saja.
...
Panti Asuhan Pelangi
Saat Rasya mengantarkan Alka kerumah nya, ia tertegun sejenak menatap plang yang disebut rumah oleh Alka.
"Ayo kak masuk, bunda dan adek udah nungguin Alka." ajak Alka menarik tangan Rasya.
seiring melewati halaman panti asuhan, Rasya menatap beberapa macam bunga dan halaman yang cukup luas untuk bermain, sederhana namun membuat nyaman.
"Assalamualaikum Alka pulang." Alka pun masuk diikuti Rasya dibelakang nya, Rasya menatap sekitar isi dari panti asuhan yang menampung Alka.
"Wallaikumsalam, eh Alka sama siapa?" wanita paruh baya tersebut menerima uluran tangan Alka dan Rasya.
"Gini bun, Alka kan tadi jualan. Terus nawarin dagangan Alka ke kakak Rasya, karna hari nya hujan jadi Alka di suruh masuk mobil mewah nya kakak Rasya. Terus sampe sini deh, alhamdulillah dagangan Alka habis di borong semua sama kakak Rasya." jelasnya panjang lebar, Rasya tersenyum tipis melihat keantusiasan Alka bercerita pada pemilik Panti Asuhan Pelangi.
"Oh ya? Wah syukur Alka nemu kakak baik. Makasih ya nak udah borong dagangan Alka, kenalin nama ibu Jannah." pemilik panti bernama ibu Jannah pun mengulurkan tangan nya dan disambut Rasya dengan hangat.
"Saya Rasya bu, sama-sama bu. Senang bisa membantu Alka." Rasya mengusap rambut tebal Alka, Alka terkekeh kecil. Membuat Rasya gemas sendiri.
...
"Jadi gitu nak, mamah papah nya Alka tinggalin di depan pintu rumah. Bahkan saat itu juga hujan lagi deras-deras nya." jelas bu Jannah menceritakan kisah Alka yang hingga bisa di sini.
Rasya menatap Alka yang sibuk menghitung uang penjualan nya, senyum nya tak luntur sesekali menghampiri Rasya untuk berterima kasih lagi.
Rasya kembali menoleh kearah ibu Jannah, mata wanita paruh baya itu mulai berembun. Rasya mendekat merasa bingung mengapa wanita itu menangis.
"Ibu kenapa?" tanya Rasya seraya mengusap punggung belakang ibu Jannah, berusaha menenangkan.
"Yang lebih menyakitkan lagi, Alka mempunyai penyakit serius. Dia menderita kanker stadium 2" Rasya membekap mulutnya sendiri, tak percaya atas apa yang di derita Alka.
Anak sekecil Alka, seharusnya masih asik-asik nya bermain dengan teman sebaya nya. Masih seharusnya merasakan kasih sayang orang tua nya, masih layaknya untuk bersekolah. Bukan berdagang dan bahkan lebih buruknya, untuk anak lelaki berumur tujuh tahun sudah harus merasakan sakit nya penyakit kanker.
"Bunda, Alka gak suka bunda nangis. Alka kuat, Alka pasti bisa lewati penyakit yang ada dalam tubuh Alka, bunda jangan nangis ya." Alka mendekat lalu mengusap air mata yang membanjiri wajah ibu Jannah.
Rasya memunggungi kedua nya, setelah sekian lama ia tak menangis. Akhirnya air mata miliknya terjatuh akibat takdir milik Alka, setelah menghapus air mata nya Rasya kembali menoleh kearah kedua nya sembari melempar senyuman tulus.
"Kakak juga jangan nangis, Alka gak suka. Alka gak mau, dengan kehadiran Alka buat orang-orang didekat Alka jadi sedih dan nangis." Alka mendekat lalu mengusap bekas air mata yang masih terlihat di ujung mata gadis itu.
"Iya, kakak udah gak nangis kok." Rasya tersenyum.
"Alka boleh gak minta peluk?" Rasya mengangguk menerima, setelah itu tangis Rasya pecah, bahu nya bergetar hebat.
"Jangan nangis, nanti Alka ikut nangis juga."
Rasya mengeratkan pelukan nya, memberi semangat lewat pelukan. Hati nya merasakan apa yang di rasakan ibu Jannah. anak kecil seperti Alka, tak semesti nya mengalami hal seperti ini. Seperti tak adil, namun memang sudah takdir nya.
"Seberat apa pun masalah, akhir bahagia sudah menunggu didepan sana. Jadi jangan menyerah ya?" Alka mengangguk tersenyum lebar.
–Rasya Vs Rasyid–
Jangan lupa Vote, comment and share.
J
angan lupa Vote and comment guys kalo bisa follow yah
See you
Assalamualaikum wr.wb.
![](https://img.wattpad.com/cover/213730203-288-k453616.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasya Vs Rasyid [END]
Ficção AdolescenteTentang kita yang terikat dalam luka -Ketika aku yang kini sudah bukan tujuan mu untuk pulang- [ROMBAK TOTAL!!] Kata orang, Rasyid itu iblis berwujud manusia, Rasyid yang terkenal dengan sikan bengis dan arogan nya serta ketampanan dan kekayaan nya...