15. Si Psycopat Menemukan Pujaan Hati

4.5K 253 4
                                    

SELAMAT MEMBACA❤

Saat ini kelas XI IPA 2 sedang dalam free clas, semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. ada yang bermain game di pojok kelas, bergosip ria, berdanda, ke kantin dan tidur.

Namun tak bertahan lama saat mendengar keluhan Keysa yang cukup keras, semua mengarah pada gadis imut itu. "GABUT GAK SIH??" seru nya bertanya, mereka serempak mengangguk.

"Yaudah nanya doang." balas nya acuh, mendengar itu mereka misuh-misuh di tempat.

"Mau ngapain ya biar gak gabut?" gumam keluh Aurel menatap jendela kelas yang langsung menyuguhkan lapangan autdoor untuk volly.

Natasya bersedekap dada, terlihat berpikir keras. Sebenarnya ber-pura-pura saja biar kece.

"Gue tau sebenernya lo gak mikir." cibir Rasya, bahkan gadis ini memang pedas mulutnya.

"Yaudah sih, biar keren aja. Julid banget!"

Keysa terlihat mengetuk-ngetuk kening nya berkali-kali, atensi Natasya teralih pada gadis itu. "Gak usah mikir, gue tau lo gak ada otak." ujarnya mendapat delikan dari gadis itu.

"Nyinyir banget mulut lo, udah ah. Biar Rasya aja yang pedes omongan, lo gak usah, nambah beban persahabatan dan mental gue aja!" gerutu nya melayangkan tatapan sinis seperti bocah-bocah bertengkar dengan teman nya.

"Kantin aja yuk! Laper gue." sahut Aurel yang tak lama disetujui oleh mereka dengan serempak.

Setelah menemukan tempat duduk, dan memesan makanan mereka pun asik berbincang, "gue gak nyangka loh, ternyata si psycopat itu ternyata ada di jakarta." celetuk Aurel yang mampu membuat tubuh Rasya menegang.

"Hah? Gimana-gimana?" tanya Keysa sangat penasaran.

"Iya, kata tetangga gue, kemaren dia bilang di gedung bekas ruko kemaren ada yang nemu mayat, cuma tubuh nya udah gak utuh." terang Aurel menjelaskan, sontak mereka merinding langsung.

"Gila! Gue kira yang kayak gitu cuma di film-film aja!" celetuk Keysa dengan raut wajah tak percaya sekaligus takut.

Rasya mengedarkan pandangan nya, dan tepat manik mata nya bertemu dengan sosok seorang siswa dengan kacamata miliknya, seorang psycopat yang menyamar sebagai pelajar.

Lelaki paycopat tersebut mengalihkan tatapan nya, lalu memanggil ibu kantin mungkin untuk memesan makanan.

Rasya pun tak peduli, "Rasya, lo harus waspada! Kalo ada orang mencurigakan yang deket-deket ama lo, hajar aja!! Kalo gak telpon gue, atau gak nih dua cewe jablay!" nasehat Aurel sudah seperti ibu nya.

"Kampret!!" balas Natasya dan Keysa serempak dengan sinis, lalu entah lucu nya dimana mereka tertawa kencang, menghiraukan beberapa orang yang menatap kearah meja mereka.

"Nih pesenan nya neng." celetuk ibu kantin membawa nampan berisi bakso dan teh es.

"Makasih bu,"

"Sama-sama neng." lalu ibu kantin tersebut mulai pergi.

Rasya mengangkat mangkok nya, tangan nya sejenak meraba-raba mangkok bagian bawah. ia menemukan sebuah kertas, lalu membaca nya secara diam-diam.

Rasya Vs Rasyid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang