Happy reading
Sinar matahari mulai naik keatas langit, bunyi dering alarm mampu membuat sepasang suami istri terbangun dari mimpi indah nya.
Rasya mengucek-ngucek mata nya agar retina mata nya mampu memperjelas disekitar nya, menatap kesamping dimana Rasyid juga sudah membuka mata nya.
Mereka sudah pulang dari pantai kuta, tepat hari ini mereka sudah berada di apartemen setelah kemarin memberi oleh-oleh pada keluarga mereka.
Hari ini tepat hari minggu, jadi mereka sepuas nya untuk bermalas-malasan, namun niat mereka ter-urung saat hendak merebahkan diri lagi, ternyata seseorang menekan bel apartemen mereka.
Dengan terpaksa Rasya bangkit dari tidur nya, menatap kesal pada sang suami yang kembali menutup mata tertidur.
Ting nong!
“iya bentar” teriak Rasya sambil berjalan menuju pintu dan membuka nya, Revano tersenyum polos pada adik nya.
Rasya menatap bingung Revano, “tumben lo ke apart? Ngapain?” tanya Rasya sembari menyuruh kembaran nya masuk.
Revano pun menduduk kan bokong nya di sofa, menatap adik nya yang kembali masuk ke kamar. Mungkin ingin mandi?
Setelah beberapa menit, akhir nya Rasya keluar dan sudah terlihat segar. Benar dugaan nya
Rasya menghampiri Revano lalu duduk disamping nya, “kenapa no?” tanya Rasya penasaran saat melihat wajah gelisah lelaki tersebut.
Revano mengambil tangan Rasya lalu menggenggam nya, “maaf, gue bener bener minta maaf sama lo” Revano menggenggam erat tangan Rasya sambil menunduk, Rasya menatap bingung Revano.
Perasaan nya mulai tidak enak.
“lo kenapa sih? Plis jangan buat gue nethink, ada apa?” wajah Rasya berubah gelisah, jantung nya berdegup cepat merasa cemas.
“gue bakal pindah sementara kerumah oma-opa” ujar nya pelan namun mampu Rasya dengar, tenggorokan Rasya tercekat. Mata nya menatap Revano yang meneteskan air mata nya, “sama mamah, papah” lanjut nya, jantung Rasya berhenti berdetak sejenak.
Apalagi ini? Mereka meninggalkan nya lagi?
Ini kah rasa nya kembali ditinggalkan? Mengapa sangat menyakitkan?
Dan tetap selalu terasa menyakitkan.
Rasya tertawa sumbang, Revano menutup wajah nya menahan tangis. “lo jangan bercanda deh! Ah elah jangan nge-prank, udah gak musim” Rasya berusaha mengelak kenyataan, Revano menggeleng lemah.
“gue serius! Gue sama bokap, nyokap bakal pindah ke Aussie” hati Rasya berdenyut lemah, mata nya mulai berembun.
Menarik tangan nya yang digenggam Revano, menyantuh dada nya yang terasa menyesak kan. Air mata nya tak bisa ia tahan lagi, pertahanan Rasya runtuh.
“hiks, lo jahat no!” isak Rasya memukul dada Revano, Revano hanya menatap sendu adik nya.
“salah gue apa? Kenapa gue ditinggalin lagi!?” Rasya mengeluarkan isi hati nya saat ini,
Pada akhir nya, tempat ternyaman kita hanyalah bersama tuhan.
Tempat terbaik berkeluh kesah, hanyalah kepada tuhan. Shalat!
“KENAPA GUE HARUS DITINGGALIN LAGI HAH!??! Kalian jahat” ucapan terakhir begitu lemah, Ravano tak sanggup melihat nya, ia pun menarik adik nya tersebut kedalam pelukan nya.
“sya, kita bentar aja kok. Nanti kita sesekali jenguk kamu disini, ini demi oma. Oma lagi sakit sya” ujar Revano menjelaskan, isak tangis nya mulai reda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasya Vs Rasyid [END]
Novela JuvenilTentang kita yang terikat dalam luka -Ketika aku yang kini sudah bukan tujuan mu untuk pulang- [ROMBAK TOTAL!!] Kata orang, Rasyid itu iblis berwujud manusia, Rasyid yang terkenal dengan sikan bengis dan arogan nya serta ketampanan dan kekayaan nya...