Happy reading!
Brakk!!
Suara daun pintu dibanting begitu saja menggema di seluruh ruangan silat.
“Arghh!” geram Rasya melayangkan satu tonjolkan ditembok.
Marah? Tentu saja.
Rasya membalikkan tubuh, menatap emosi seseorang yang senantiasa berdiri memperhatikan nya sedaritadi.
“lo! Kenapa?” tanya Rasya geram.
Rega menaikkan salah satu alisnya, “kenapa?”
“Arghh! Rega lo tuh,” jeda Rasya mengepalkan kedua tangan nya dihadapan wajah cowok yang kini memasang wajah datar.
“seharusnya gue udah habisin Aurel tadi! Seharusnya gue udah lampiasin apa yang gue rasain selama ini! Tapi lo!?” Rasya menjeda ucapan nya, menyesal sudah menuruti keinginan laki-laki itu untuk pergi menjauh.
“lo hancurin semuanya!” teriak Rasya marah.
Rega masih tenang diposisi nya, ia perlahan mendekati gadis itu yang masih terlihat marah.
“apa bisa selesain amarah pake otot? Setidaknya nya kamu bisa pake otak!” tandas Rega mampu membuat Rasya bungkam.
“tapi gue gak terima!”
Rega mengangguk, “aku ngerti tapi bukan gitu cara selesain nya, semua gak harus pake otot Rasya.” tangan nya perlahan mendekat dan meletakkan dibahu gadis itu. Jarak kedua nya menipis, senyum yang jarang lelaki itu perlihatkan kini mengulas didepan wajah nya.
“diem gini kan cantik jadi nya,” celetuknya langsung mendapat tonjokan dari Rasya.
“basi!”
“Kadang masalah emang gak harus diselesaikan pake otot. tapi, bukan berarti harus pake otak, terkadang otot juga diperluin kalo emang tepat dengan situasi” Rega menatap manik mata cokelat terang dihadapan nya.
“kalo emang hati kamu udah mati, setidaknya libatin otak.”
“apa orang lain juga mikirin kita kalau mereka bertindak?” ucapnya terdengar begitu masih tidak terima dengan setiap Rega katakan.
“apa kamu mau disamakan sama orang lain?”
Skakmat!
Rasya diam, lelaki didepan nya memang tidak bisa remehkan.
“enggak kan?”
Rasya masih diam, alisnya menaut pertanda marah.
Rega kembali mengulurkan tangan nya dan meletakkan diatas bahu gadis itu.
“kamu itu cuma manusia biasa, kamu itu bisa lelah dan capek kapan aja. Tapi Rasya, kamu itu kamu bukan orang lain.” ucap nya teduh. lontaran kata yang memiliki beribu makna, Rasya hanya diam. Ia paham maksud laki-laki itu.
Mata itu, senyum itu, dan ucapan itu.
Kenyamanan itu.
Cowok itu tidak menolak atau menerima penampilan Rasya saat ini. Rega pikir sosok itu tetaplah sama, yang membedakan hanyalah ia sekarang memakai topeng yang berbeda.
Bukan kah langit tetap indah walaupun tertutup mendung?
“duduk dulu, aku ke kantin beliin kamu minum” ujar Rega tanpa menunggu persetujuan gadis itu.
Rasya termenung, ada yang menjanggal sedaritadi. Panggilan, ya! Panggilan laki-laki itu berbeda dari biasa nya.
“Tunggu!” Rasya mengedarkan seluruh ruangan silat namun ternyata Rega sudah pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rasya Vs Rasyid [END]
Novela JuvenilTentang kita yang terikat dalam luka -Ketika aku yang kini sudah bukan tujuan mu untuk pulang- [ROMBAK TOTAL!!] Kata orang, Rasyid itu iblis berwujud manusia, Rasyid yang terkenal dengan sikan bengis dan arogan nya serta ketampanan dan kekayaan nya...