73. Keputusan

5K 216 21
                                    

Hello ketemu Author lagi! Janji buat double up udah Author kabulin ya! Jadi vote dulu dong! Cuss baca

Happy reading!

Mata masih saling menantang maut malah jauh lebih mengerikan. Tidak ada yang berani memisahkan, mengamati saja sudah mampu membuat hawa dingin menjalar horor.

Gavin, dan Azriel hanya mampu menganga heran melihat tindakan brutal Rasyid.

Gila saja dia benar-benar menonjok Rasya.

“maju lo!” serang Rasya berapi-api.

Rasyid masih menatap lurus, tangannya masih mengepal kuat.

Bughh!!

“lo terlalu buang waktu Rasyid!” tandas Rasya setelah berhasil membogem pipi Rasyid, membuat sudut bibir cowok itu sobek dan mengeluarkan bercak darah.

Puas!

Apa yang ditahan kini terlampiaskan tepat sasaran bukan pada pelampiasan.

Woah! Rasya war!

Badas!

Mantap sya!

Bang jangan kalah bang! Lawan woi!

Jangan cupu lawan cewek, gas bang!

Sorak suara membumbui suasana semakin bertambah panas, tangan Rasyid yang baru saja menyeka bercak darah dibibirnya mengepal kembali. Ia mengangkat tatapan mengawasi mangsa agar tidak lepas sasaran.

Bugh!!

Satu tonjokan melayang ingin menyerang pelipis Rasya, namun dengan cepat gadis itu menangkisnya.

Sengit.

Saling adu melayangkan serangan, saling memukul, saling menangkis bahkan tendangan.

Mata Rasya menatap manik mata cokelat terang dihadapan nya, mengingat bagaimana ia pernah menaruh harapan dan kepercayaan kepada lelaki didepan nya.

Otak Rasya membenci pernah menaruh nama orang yang berada dihadapan nya menjadi prioritas. Ia membenci waktu itu pernah menangis hanya untuk lelaki brengsek didepan nya ini.

Ia menyadari bodohnya diri nya yang pernah menangis sudah menjadi bahan taruhan. Ia membenci titik lemah hanya untuk orang seperti Rasyid.

Tangan nya kini hanya berfungsi untuk menghabisi bukan mengasihi.

Brakk!!

Satu tendangan membuat tubuh Rasyid terdorong mundur menghantam tugu depan kelas. Punggung cowok itu terhantam keras membuatnya sedikit meringis menahan sakit.

“jadi segitu aja kemampuan ketua Cosstiger?” tanya Rasya menyeringai mendekat dengan tangan melipat dibawah dada.

Nyalinya semakin membara.

“seharusnya lo menghargai orang!”

Rasya berdecih seketika saat mendengar ucapan Rasyid bersamaan dengan cekalan tangan cowok itu dirahang Rasya hingga mendorong balik menghantam tembok.

Jarak mereka begitu dekat bahkan deru napas Rasyid terasa begitu memburu, alis tebal itu semakin menaut tajam mengumbar ketidaksukaan.

“sampah macam apa yang harus dihargai?”

Bughh!

Satu bogeman melayang dari sisi kanan membuat cowok itu kembali tersungkur di lantai. Rega tidak berhenti begitu saja, ia menarik kerah seragam Rasyid menghantamkan ketembok.

Rasya Vs Rasyid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang