Happy Reading.
5 tahun kemudian...
Waktu dengan cepat berlalu, semua sudah mereka lewati dengan baik dan ikhlas. Dan terlihat dari mereka yang kini sudah sukses dengan karir masing-masing.
Seorang lelaki yang sudah tidak remaja lagi sedang menatap berkas-berkas menumpuk dimeja nya, berkali-kali menghela napas akibat kelelahan.
Kantung mata terlihat jelas, serta senyuman yang tak pernah terukir setelah kepergian seseorang yang berharga dari nya.
Lamunan nya buyar tatkala terdengar ketokan, lelaki itu pun mengintruksi untuk masuk dan menampilkan sosok perempuan yang tersenyum sopan pada atasan nya.
"permisi pak, hari ini kita akan meeting dengan klien dari luar negeri." ujar nya memberi tahu.
"ya, nanti saya susul. Kamu tunggu di luar" titah pria yang bernama Rasyid itu kepada asisten nya.
"baik pak, saya permisi" pamit nya.
Rasyid pun bangkit dan mengambil jas nya yang tersampir di gantungan khusus pakaian, setelah itu ia membuka pintu dan keluar menuju ruang meeting diikuti dengan asisten nya yang bernama Siska.
"maaf saya terlambat," ucap Rasyid sebagai pembukaan salam, semua mengangguk memaklumi.
Rasyid pun duduk di tengah dan kursi kedudukan nya, Siska menyiapkan keperluan apa saja yang akan disiapkan untuk meeting.
Ada delapan orang didalam meeting, termasuk Rasyid dan asisten nya. Empat laki-laki dan tiga perempuan lain nya.
Atensi Rasyid sedikit teralih saat mata nya menangkap sosok perempuan dengan pakaian hitam nya dilengkapi dengan kacamata dan masker. Sedikit aneh, bagaimana bisa didalam ruangan memakai masker.
Rasyid berdehem, menghentikan semua kegiatan mereka. Mata nya menyorot pada perempuan di ujung sana dengan tatapan dingin.
"bisa kah anda melepas masker dan kacamata?" tanya Rasyid berujuk untuk menyindir.
Gadis itu mendongak dan menatap Rasyid dengan santai, alis nya menukik sejenak sebelum menetralkan wajah nya.
"apakah ada larangan untuk memakai masker dan kacamata disaat meeting?" serang balik perempuan dengan pakaian hitam namun tetap elegan.
"lagipula, saya sedang flu. Maka nya saya memakai masker," lanjutnya memberi jawaban.
Rasyid sempat mengepalkan tangan saat dengan berani perempuan itu menjawab nya, namun ia kembali tenang dan berusaha se-profesional mungkin dihadapan klien nya.
"baiklah, bisakah melepas kacamata milik anda? Saya merasa kurang nyaman saat mengedarkan mata dan menatap kacamata anda." lontar Rasyid tanpa harus dengan kata-kata lembut.
Perempuan itu terlihat kesal, terlihat dari alisnya yang menukik.
"Ribet banget sih! Apa salah nya gue make kacamat hitam, ya walaupun bentuknya kurang enak dipandang. Untung pemberian dari anak!" gerutu gadis itu dalam hati.
Perempuan itu pun melepaskan kacamata nya yang berwarna hitam, walaupun sangat lucu karna dibagian gagang atas nya terdapat ada mainan donat sangat kecil yang menghiasi.
Mereka kembali pada pekerjaan mereka, setelah menguras waktu cukup lama. Akhirnya mereka telah selesai dan bersalaman, saat perempuan itu berjabat tangan dengan Rasyid mata mereka bertemu.
Rasyid merasa dejavu, mata nya mengingat kan diri nya pada seseorang. Sangat sama persis, "nama anda siapa?" tanya Rasyid dengan cepat.
Perempuan itu sempat kebingungan namun tetap menjawab, "Ras-" perkataan perempuan itu sempat terpotong akibat deringan ponsel dari milik nya, melepaskan jabatan tangan mereka dan sedikit menjauh dari Rasyid.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rasya Vs Rasyid [END]
Teen FictionTentang kita yang terikat dalam luka -Ketika aku yang kini sudah bukan tujuan mu untuk pulang- [ROMBAK TOTAL!!] Kata orang, Rasyid itu iblis berwujud manusia, Rasyid yang terkenal dengan sikan bengis dan arogan nya serta ketampanan dan kekayaan nya...