SELAMAT MEMBACA❤
"udah?" tanya Rasya menatap ketiga teman nya yang baru saja keluar dari rumah mamang serta Gavin dan Azriel yang mengikuti dibelakang.
Natasya menyengir, menggaruk telinga nya yang tidak gatal. "Ya maap, ni bocah bandel banget, ngerusuh pas gue obatin." gerutu Natasya menujuk Gavin yang berdiri dengan wajah tanpa dosa.
"Lo juga kenapa mau ngobatin gue." balas Gavin membuat Natasya diam sejenak, lah iya juga ya? Batin Natasya.
"Ya, kan gue disuruh mamah lo vin. Bandel banget sih lo! Berasa kayak bodyguard aja gue disuruh, Kalo gak karna tante Dira mana mau gue ngurusin badak playboy kayak lo!"
Rasya mendengus, malah mereka yang asik berdebat. Melirik Aurel dan Keysa, wajah kedua nya sudah berubah masam. Bagaimana tidak, saat mengobati Azriel didalam lelaki itu sibuk menanyakan hal-hal sensitif terhadap perempuan, Keysa yang sudah kepalang kesal pun menambah memar diwajah Azriel agar lelaki itu diam.
"Yuk!" ajak Aurel menarik tangan Rasya hingga gadis itu berdiri dari duduk nya, diikuti Keysa yang mengikuti kedua nya tanpa peduli pada Natasya yang masih asik berdebat dengan Gavin.
Rasya menoleh kearah Revano bermaksud untuk pamit dan Revano pun mengangguk mengizinkan, Hingga ketiga gadis itu menghilang dibalik pandangan.
"Sampai kapan lo berdua debat?" sahut Azriel menyadarkan kedua nya, Natasya mengedarkan pandangan mencari ketiga sahabat nya yang sudah tidak ada.
"KURANG AJAR! AWAS LO BERTIGA!" teriak Natasya kesal lalu berlari keluar, sebelum itu ia sempat berhenti dan berbalik menatap Gavin yang tersenyum sinis kearah nya.
"Awas lo Gapin! Gue bilangin emak lo kalo anak nya gak pernah ganti sempak selama tiga hari!" ancam Natasya setelah itu pergi meninggalkan Gavin yang membeku.
"Vin, titid lu masih aman kan?" lontaran kata Azriel menyadarkan Gavin, lelaki itu dengan cepat memukul kepala Azriel.
"Kampret lo!" dengus Gavin benar-benar malu, apalagi setelah itau ia habis di ledek-ledekin oleh Azriel. Apalagi Rasyid dan Revano mendengus geli.
"Dasar Nata de coco anak dajjal!" umpat Gavin dalam hati.
...
"Assalamualaikum," salam Rasya memasuki rumah nya, perlahan menaiki tangga ingin menuju kamar nya.
Bau Coklat memasuki indra penciuman Rasya saat gadis itu membuka pintu, bau coklat yang terlihat menggiurkan itu sangat membuat Rasya candu hingga parfume ruangan pun ia minta khusus dibuatkan.
Perlahan gadis itu merebahkan tubuh nya setelah menaruh tas miliknya, mata gadis itu menerawang ke masa lampau. Melemparkan nya ke masa dimana ia menjadi seperti ini.
Note: Dialog tanda miring Itu si cowok, sedangkan tanda miring + huruf tebal itu si cewek.
"Sayang, hati-hati! Kalo udah selesai telpon aku biar jemput kamu."
"Sayang, kamu sakit pasti gara-gara aku ya? Coba aja kalo aku gak telat jemput kamu."
"Sayang, pilih yang mana yang ini atau ini? Aku beli dua ya?"
"Maaf, gue harus pergi. Lo jaga diri baik-baik!"
"Jangan tinggalin aku! Van, jangan tinggalin zora sendiri"
"Zora ditinggalin lagi ya, Van? kenapa? Kenapa Van jahat sama Zora"
Sekilas percakapan mereka melintas di pikiran Rasya, saat dimana Rasya begitu merasa di cintai hingga lupa di depan sana sudah ada luka yang menghadang nya.
Rasya mengusap wajah nya kasar, bulir air mata tak terasa sudah mengalir melewati pipi nya. rasa sakit itu masih ada, bersama kenangan namun tidak dengan orang nya.
"Gimana kabar lo saat ini?" gumam Rasya tersenyum getir.
Tok tok tok...
"Non makanan nya udah siap," ujar seseorang diluar kamar nya, Rasya pun bangkit dari kasur dan membuka pintu kamar.
"Makasih bi" balas Rasya menerima nampan berisi semangkok mie ramen dan segelas jus mangga kesukaan nya, bibi tersebut mengangguk lalu pamit untuk kebelakang.
"Bibi pamit dulu non, permisi." pamit nya dibalas anggukan dari Rasya.
Rasya menuju sofa kamarnya lalu bersiap untuk makan, setelah selesai gadis itu memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri nya.
Sesudah mandi niat nya ingin membaca novel miliknya yang sudah banyak menganggur di lemari, namun niat nya ter-urungkan saat dering ponsel milik gadis itu berbunyi.
Rasya menekan icon telepon lalu menempelkan nya pada salah satu telinga nya, menyimak baik-baik apa yang sedang diberitahukan seseorang disebrang sana lalu tak lama menutup nya.
Mengganti pakaian yang lebih tertutup setelah selesai gadis itu pun turun menuruni tangga dan berpamit kepada kepala pelayan agar menyampaikan niat nya yang ingin pergi kepada orang tua nya.
Brumm brumm...
Deru motor ninja berwarna hitam keluar dari gerbang besar kediaman Wiliam, memacu dengan standar yang tinggi menerobos para pengendara yang lain.
Setelah sampai di kawasan yang jauh dari kota dan harus diakses dengan identitas khusus, terlihat sudah ada dua penjaga dengan tubuh kekar nya menghadang pintu.
"Kawasan terlarang, yang tidak berkepentingan dilarang masuk!" peringatan salah satu penjaga tersebut, melirik gadis yang berpakaian tertutup dengan memakai masker dan kacama hitam nya.
Gadis itu, Rasya.
Rasya tidak mengeluarkan suara nya namun merogoh tas untuk mencari indentitas nya, kedua penjaga itu menerima kertas yang diberikan Rasya, menatap lamat lalu membuka pintu.
Rasya masuk dan mendengar sorakan heboh di salah satu ruangan, ia berbelok untuk menuju ruangan nya.
"Halo Rasya!" sapa lelaki dengan tubuh kekar nya mengerlingkan mata saat mendapati orang yang ditunggu nya datang.
"Hm," balas Rasya singkat, membuat lelaki itu mendengus namun menghampiri Raaya dengan membawa satu kresek berisi baju.
"Ganti noh, kalo udah panggil gue. Siap-siap tanding!" sesudah nya lelaki itu pergi meninggalkan Rasya, Rasya pun masuk kedalam ruangan ganti.
Selesai dengan kegiatan nya Rasya keluar menemui lelaki yang sudah cukup lama menjadi teman nya, "udah," ujar Rasya setelah itu mereka pergi menuju salah satu ruangan tadi, ruangan yang sangat berisik dengan bunyi sorakan.
"Rasya," panggil lelaki kekar yang sejak tadi bersama Rasya, nama nya Januar Gimani. Lelaki Muda dan tampan dengan tubuh kekar dan gagah nya.
"Ya?" tanya Rasya tanpa menoleh kearah panggung diatas menyaksikan pertandingan yang sedang berlangsung.
"Kapan lo berhenti ngelakuin ini?" mendengar pertanyaan lelaki disebelah nya membuat Rasya menoleh.
"Gak tau." balas nya singkat, setelah itu mereka bersiap-siap untuk tanding lebih tepat nya Rasya.
Bunyi sorakan nyaring meneriaki nama Rasya saat gadis itu keluar, sesekali Rasya membalas salaman fans nya.
Gadis itu naik keatas dengan pakaian terbuka dibalut baju keamanan, Rasya tersenyum tipis di balik penutup kepala.
"Let's game."
–Rasya Vs Rasyid–
Jangan lupa Vote, comment and share.
Plis hargai saya sebagai penulis, hanya ingin meminta vote dari pembaca! JANGAN SIDERS!×××,×× 2019
IG: suciramadhani861Tertanda,
Mutiara Ramadhan
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasya Vs Rasyid [END]
Ficção AdolescenteTentang kita yang terikat dalam luka -Ketika aku yang kini sudah bukan tujuan mu untuk pulang- [ROMBAK TOTAL!!] Kata orang, Rasyid itu iblis berwujud manusia, Rasyid yang terkenal dengan sikan bengis dan arogan nya serta ketampanan dan kekayaan nya...