11. Dia calon ku?

5.6K 310 7
                                    

SELAMAT MEMBACA❤

“siapa yang tahu di masa yang akan datang nanti? Masih sama, atau berubah.” –Rasya Vs Rasyid

Saat ini Rasya sedang membantu Rachel memasak, serta di bantu dengan para asisten. Tentu saja hari ini adalah pertemuan kedua calon yang akan segera di jodohkan.

Rasya hanya pasrah apa yang diinginkan orang tua nya, tentu ia sangat-sangat keberatan dengan perjodohan ini. Namun, apakah ia ada hak untuk menolak? Lagipula ini semata-mata membalas kebaikan oma dan opa nya yang berada di italia.

"Mah ini udah mateng kan?" tanya Rasya menatap bergantian Rachel dan makanan yang berada di wajan, Rachel melongok menatap wajan.

"Iya, terus kalo udah di taroh di meja. Tolong ya kamu masak kepiting saus barbeque." titah Rachel diangguki Rasya.

Setelah cukup lama berkutat di dapur akhirnya Rasya telah selesai menyelesaikan tugas nya, "mah, Rasya ke kamar dulu." pamit Rasya namun dengan cepat di cegah Rachel.

"Mamah udah taruh dress di lemari kamu, nanti mamah ke kamar buat dandanin." ujar Rachel diangguki Rasya dengan terpaksa, lalu gadis itu akhirnya benar-benar kembali ke kamar.

Setelah sampai di kamar, Rasya merebahkan tubuh nya. Menatap Langit-langit atap kamar nya yang di penuhi dekorasi bintang pemberian Revano.

"Mending gue shalat dulu." monolog Rasya lalu beranjak dari kasur nya.

"sya,"panggil seseorang menghentikan pergerakan Rasya, Rasya menoleh lalu mengangkat salah satu alisnya pertanda "apa?"

Revano pun memasuki kamar adiknya, "takdir sudah di tentu kan, berusaha sekuat tenaga pun untuk mencegah nya. Lo gak bakal bisa." terang Revano mengurungkan niat Rasya yang ingin berwudhu.

Gadis itu kembali berbaring diikuti Revano yang kini sudah berbaring disamping Rasya, "terus, gue harus apa?" lirik Rasya menatap kedepan dengan tatapan sendu.

"Ikhlas, satu-satu cara yang harus lo lakukan. Melakukan dengan ikhlas dan membuka hati lo untuk suami lo kelak, karna mungkin ini memang sudah jalan takdir lo." Revano mengusap wajah sang adik dengan penuh kasih sayang, Rasya menoleh menatap Revano sepenuhnya hingga kini mereka berhadapan.

"Gue gak mau pergi, gak mau ninggalin kalian." suara Rasya mulai parau, air mata nya berdesak-desakan agar secepatnya turun.

Revano tersenyum pahit, nyatanya sekuat apapun ia menutup rasa sayang nya di depan Rasya, namun nyata nya sulit. Gadis didepan nya adalah salah satu wanita yang paling ia sayangi, salah satu wanita yang menduduki kedua dari orang yang ia cintai dan harus ia jaga.

Revano merengkuh tubuh mungil Rasya, menyalurkan kekuatan yang ia miliki untuk sang adik. Air mata yang sedaritadi ia tahan, akhirnya tumpah.

Rasya tersenyum paksa, mengusap bahu sang kakak yang bergetar hebat. Tentu, lelaki yang sedang ia peluk ini memiliki kedudukan kedua setelah cinta pertama nya, ayah.

"Jangan nangis, gue aja yang bakal di jodohin gak nangis. Masa lo yang nangis sih?" ledek Rasya namun tidak mendapat balasan dari sang empu, Rasya menghembuskan napas pasrah lalu menarik senyum nya.

"Hei, Ano. coba liat Asya." panggil Rasya dengan nama panggilan mereka sewaktu kecil, Revano mendongak memperlihatkan wajah nya yang sembab di penuhi air mata.

Rasya Vs Rasyid [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang