37. Demi Naura

186 21 3
                                        


"Mah" Ucap Naura, mengusap lembut nisan yang bertulisan Arumi Anggraini

Naura menaburi bunga yang dibawa nya diatas gundukan tanah itu, rasa nya sudah lama sekali Naura tidak datang mengunjungi Mamah nya. Karna sibuk sekolah ditambah lagi bekerja.

Tapi hari ini Naura memutuskan untuk resign dari pekerjaan nya, bukan karna ia sudah tidak membutuhkan pekerjaan. Hanya saja setelah kejadian dicafe kemarin Naura sudah memutuskan untuk tidak bekerja dicafe lagi. ia tidak ingin membuat Papah nya malu, apa lagi kalau Papah nya masih melihat Naura disana, hal itu hanya akan membuat Naura semakin dibenci atau benar-benar tidak dianggap.

"Maaf ya Mah Naura baru dateng kesini lagi" Naura memiringkan kepala memeluk nisan sang Mamah.

"Mah, Naura bukan anak haram kan? Naura selalu inget kata-kata Mamah, ga ada anak yang terlahir sebagai anak haram. Semua anak adalah anugerah" Lirih nya sendu

"Tapi kenapa Naura disebut anak haram? Naura bukan seperti itu kan mah" Tanya Naura, walaupun ia tahu tidak akan mendapat balasan. Tapi Naura yakin, Mamah nya pasti mendengar dari atas sana.

Ini bukan pertama kali nya Naura disebut anak haram. Tapi sudah kesekian kali nya. dari kecil Naura sering diejek teman-teman nya karna tidak memiliki Ayah. Karna Ayahnya memang tidak pernah menanggap Naura sedari dulu. Tapi Naura berusaha untuk tetap kuat saat itu, Naura tidak sendiri, ia masih punya Mamah nya. hingga semua nya berubah saat Mamah nya dipanggil oleh sang pencipta.

Dulu, Naura punya tempat berbagi untuk mencurahkan segala keluh kesah nya.
Dulu, Naura punya tempat untuk segala kegelisahan hati nya.
Dulu, Naura punya seseorang yang selalu menguatkan nya, disaat ia ingin menyerah dengan hidup ini.

Tapi sekarang? Semua itu sudah tidak ada. Karna orang yang membuat nya kuat sudah pergi meninggalkan Naura untuk selamanya.

"Naura selalu ingin menyerah Mah, Naura capek. Kapan semua ini berakhir?" Ucap Naura sesak, bulir bening itu mulai jatuh membasahi pipi. Lagi-lagi Naura menangis.

"Tapi disaat Naura ingin menyerah Naura selalu ingat Mamah, Naura selalu ingat pesan mamah. Itu yang membuat Naura bertahan sampai sejauh ini" Sambung Naura, memejamkan mata mengingat pesan terakhir Mamah nya sebelum pergi.

"Semua anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan, Termasuk kamu. Jangan pernah kamu menyalahkan takdir, karna apapun yang sudah ditetapkan tuhan, tidak pernah ada yang salah."

"Kamu juga harus tau, tidak ada orang tua yang tidak sayang dengan anak nya. Jangan pernah benci Papah kamu, mau bagaimanapun perlakuan nya, dia tetap lah orang tua yang harus kamu hormati. Balas semua kebencian itu dengan kebaikan hati kamu, maka Tuhan akan mengangkat derajat kamu nanti. Mamah tau kamu kuat. Jangan pernah menyerah, karna tidak ada usaha yang sia-sia. Percaya, kalau bahagia itu akan datang menghampiri kamu."

Walaupun Naura tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang Ayah, Tapi Naura bersyukur mendapatkan kasih sayang yang begitu besar dari seorang ibu. Dan Pesan itu lah yang selalu Naura ingat sampai sekarang, hingga membuat Naura sanggup bertahan sampai dititik ini.

***

"ASALAMUAALAIKUM ADA ORANG GANTENG BERTAMU"

"Waalaikumsalam, rumah gue bukan hutan ga usah teriak-teriak" Sahut Juna melihat kedatangan Altair ke rumah nya.

Tadi Altair mengirim nya pesan kalau ia ingin datang ke rumah Juna, padahal Juna sudah melarangnya tapi kalian tau bagaimana Altair jika sudah ngotot? Maka mau tidak mau Juna mengiyakan nya.

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang