91. Hari Terakhir

114 8 0
                                    


BESOK Adalah hari dimana kelas 12 akan melaksanakan ujian nasional, untuk menentukan kelulusan mereka.
Tidak terasa semua berjalan begitu cepat, banyak sekali moment yang sudah dilewati, Besok adalah sebuah penentuan untuk
menentukan lulus tidak nya mereka.

Mengingat ujian akan dilaksanakan besok, Altair hari ini mengajak Naura pergi ke pantai, kata Altair untuk memenangkan pikiran sebelum besok berperang menjawab soal-soal yang pasti akan membuat kepala pusing tujuh keliling.

Apa lagi selama sedang melaksanakan ujian nanti, Altair dilarang untuk bertemu Naura dulu, kata nya agar Altair fokus menghadapi ujian dan mendapat nilai bagus. Awal nya Altair menolak mentah-mentah, tapi mau tidak mau ia harus menerima nya. Karena ini permintaan Mami nya, jadi Altair tak punya banyak kuasa untuk melawan.

"Kamu suka ga?" Tanya Altair

Saat ini mereka sedang duduk berdua dipantai, menikmati indah nya deburan ombak sambil menunggu senja.

"Suka banget, Makasih kamu udah bawa aku kesini lagi." Naura tersenyum manis pada Altair, menatap kembali pemandangan dihadapan nya. Ini adalah kali dua Naura pergi ke pantai bersama Altair

"Aku boleh minta satu permintaan terakhir ga sama kamu?" Tanya Altair membuat Naura menoleh

"Permintaan terakhir?" Naura merasa aneh mendengar itu

"Maksud aku permintaan terakhir aku ke kamu, karena nanti aku ga bakal minta permintaan lagi gitu." Ralat Altair

"Hmm..Apa itu?"

"Kamu suka air kan?" Naura mengangguk mengiyakan

"Aku cuma minta kamu jangan pernah nangis lagi ya Ra, kecuali nangis bahagia. Aku ga mau ada air mata kesedihan yang mengalir lagi dari mata kamu" Altair memandang wajah Naura, mengusap pipi nya lembut.

Naura merasa sedikit aneh, Kenapa Altair tiba-tiba jadi melow seperti ini.

"Jangan mentang-mentang kamu suka air jadi kamu suka nangis" Lanjut Altair

"Aku janji ga akan nangis lagi, karena udah ga ada hal yang aku tangisin lagi Al. Aku udah punya keluarga, punya kamu, aku juga dikelilingi orang-orang baik. Jadi ga ada alesan aku nangis, kamu ga usah khawatir." Kata Naura meyakinkan Altair

"Aku cuma takut Ra, Aku takut kalo keinginan aku buat kamu ga nangis lagi itu ga akan pernah tercapai."

Naura menggenggam tangan Altair "Semua yang udah kamu lakuin udah cukup Al, ga ada usaha kamu yang sia-sia. Kamu berhasil bikin aku bahagia"

Altair tersenyum mendengar nya, terselip sebuah kegelisahan dihati Altair. Mungkinkah Altair harus memberitahu mengenai penyakit nya pada Naura? Tapi, Apa Altair bisa jamin kalau Naura tidak akan menangis setelah mengetahui nya?
Naura baru saja berada dipuncak bahagia nya, Altair tidak mungkin menghancurkan kebahagiaan itu.

Altair memilih untuk tidak mengatakan nya, itu akan jauh lebih baik dari pada melihat Naura menangis. Biarlah ini menjadi sebuah rahasia yang ia simpan sendiri, meskipun Altair tidak tahu sampai kapan ia akan menyimpannya.

"Senja nya udah mulai keliatan, kita harus foto-foto Ra. Biar kaya pasangan estetik gitu" Altair mengeluarkan ponsel milik nya

Altair dan Naura bangun, mereka berniat untuk mengabadikan moment bersama indah nya senja disore hari ini.

"Kamu keluarin handphone kamu, terus kamu videoin aku, aku videoin kamu. Terus kita muter gitu" Seru Altair

"Kenapa harus kaya gitu?" Tanya Naura tidak mengerti

"Biar kaya yang ada ditik-tok gitu Ra, apa lagi ini pemandangan nya bagus." Naura hanya mengangguk saja, lalu mengikuti apa yang Altair ucapkan.

Mereka saling berpegangan tangan, dengan satu tangan memegang handphone.
Mereka berputar, saling mengambil video satu sama lain. Tidak perduli dengan pandangan orang-orang terhadap mereka.

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang