39. Penguntit

180 16 3
                                    

ALTAIR benar-benar membuktikan ucapan nya untuk bermain gitar dan bernyanyi dengan sungguh-sungguh. Terbukti dari perubahan Altair yang begitu pesat selama seminggu ini untuk bisa bermain gitar dan memperbaiki vokal nya, agar lebih enak didengar.

Sejak malam itu, malam dimana ia mengajak Naura ke atas gedung. Altair semakin tidak sabar untuk menjadikan Naura pacar nya. Rasa ingin Memiliki  begitu menggebu-gebu hingga membuat Altair begitu bersemangat, meski harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk mentraktir Juna selama satu Minggu.

"Pokonya nanti kalian semua harus berpartisipasi dalam acara gue nembak Naura" Seru Altair pada teman-teman nya, tapi tidak ada yang menyahut.

"Woy gue lagi serius nih" Ucap Altair lagi

"Berani bayar berapa?" Tanya Bima

"Ga ada duit Skip " Imbuh Gilang

"Gue tau nih, ini pasti ajaran nya Bima. Jadi apa-apa serba diduitin!" Tuduh Altair pada Bima

"Jaman sekarang ga ada yang gratis." Tekan Bima "Kalo masih bisa diduitin, kenapa engga"

"Lo emang pantes jadi rentenir bim!"

"Sayang nya itu haram. Kalo engga, udah gue lakuin dari dulu."

Altair menghela nafas kasar, teman-teman nya memang benar-benar minta ditabok. Apa lagi Bima, jangan ditanya lagi. Jika biasa nya Bima yang selalu ingin memukul Altair maka sekarang kebalikan nya.

"Jadi kalian ga mau bantuin gue?" Tanya Altair, yang dijawab gelengan oleh mereka. Kecuali, Lintang asik bermain ponsel dan Juna yang asik memakan mie ayam traktiran Altair.

"Yang ditraktir aja cuma Juna, ngapain kita bantuin lo" Sahut Bima

"Karna Juna jadi guru les gue, kalo kalian cuma jadi saksi aja nanti." Jawab Altair

"Lo pikir mau nikah pake saksi segala" Celetuk Gilang

"Oke gue traktir kalian makan hari ini" Ucap Altair pada akhirnya. Mau tidak mau ia harus mentraktir mereka agar mau membantu nya.

"Sepuas nya ga?" Tanya Gilang

"Coba lo berdiri deh Lang, biar tau diri jangan tau nya duduk doang." Jawab Altair yang terdengar seperti sebuah sindiran

"Juna aja sepuas nya. kalo gue sama Bima engga, berarti lo pilih kasih sama temen."

"Pesen Lang, pesen apapun yang lo mau gue bayarin!" Altari berseru dengan penekanan disetiap kata nya

"Ini baru orang kaya" Gilang pergi bersama Bima untuk memesan makanan

Altair mengambil nafas panjang dan menghembuskan nya pelan, teman-teman nya memang benar-benar pintar memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Kalau saja bukan demi Naura, Altair tidak akan mau membuang uang nya secara cuma-cuma seperti ini.

Ga papa, Itung-itung nambahin pahala karna nyenengin temen. dari pada nambah dosa Mulu ye kan -Monolog Altair dalam hati

Setelah beberapa menit berlalu Gilang dan Bima kembali lagi ke meja mereka dengan membawa berbagai makanan ditangan nya. Dan jangan lupakan pedangan yang berada dibelakang mereka yang juga membawakan pesanan yang mereka pesan.

Altair menganga tak percaya. Sungguh, kali ini teman-teman nya benar-benar ga ada akhlak!

"Kenapa mangap gitu? Sedikit banget ya makanan nya" Ucap Gilang setelah mendudukan dirinya dikursi.

Sedikit kata nya?

"Iya Lang dikit banget, dikit." Altair tersenyum terpaksa

"Lo berdua mau makan semua ini?" Tanya Altair yang dijawab gelengan oleh Gilang

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang