JAM pulang sekolah sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, Altair sudah stay didepan kelas Naura untuk pulang bersama seperti biasa, walaupun ia sendiri tidak yakin kalau Naura mau pulang dengan nya mengingat masalah yang tadi.
Tapi, Altair tidak mau menyerah begitu saja ia harus berbicara empat mata dengan Naura untuk menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi.
Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Naura keluar dari kelas bersama Adel, Altair yang melihat itu langsung bergegas menghampiri nya.
"Ra, pulang bareng aku" Ucap Altair
"Untuk kali ini aku mau pulang sendiri" Jawab Naura datar, sama sekali tidak ada senyum yang ia tunjukan seperti biasa pada Altair.
"Kamu berangkat sama aku, pulang juga harus sama aku" Ucap Altair lagi
"Aku bisa jaga diri aku sendiri"
"Ra, kamu marah--"
"Aku lagi ga pengen bahas itu Al" Setelah mengatakan itu Naura pergi begitu saja, tanpa menunggu jawaban Altair.
Altair mengejar Naura, kali ini ia tidak membiarkan Naura pergi begitu saja. Ia mencekal pergelangan tangan Naura untuk menghentikan langkah nya.
"Ra, aku mohon pulang sama aku" Pinta Altair memelas
"Kita bicarain masalah ini ya, jangan kaya gini."
Adel yang melihat itu merasa kasihan pada Altair, seperti nya mereka memang harus menyelesaikan masalah mereka berdua.
"Nau, gue tau lo marah tapi ada baik nya lo bicarain masalah ini baik-baik jangan menghindar gini" Ucap Adel memberi saran yang diangguki Altair dengan semangat
Naura hanya diam saja, memang benar apa yang dikatakan Adel. Tapi Naura tidak bisa memungkiri kalau ia masih kesal dengan sikap Altair.
"Gue duluan ya, selesain masalah lo berdua. Kalian tau apa yang terbaik buat hubungan kalian" Adel pamit pergi meninggalkan kedua nya, memberikan ruang untuk mereka berdua.
"Aku tau kamu marah tapi plis Ra, dengerin dulu penjelasan aku." Altair benar-benar memasang muka melas nya didepan Naura.
"Aku mohon Ra" Altair memohon untuk yang kesekian kali nya menggenggam tangan Naura, dengan kedua tangan nya.
Naura menghela nafas lelah, ia mengamati wajah Altair yang terdapat lebam dibagian pipi dan juga sudut bibirnya yang berdarah tapi darah itu sudah mengering. Naura jadi ngeri sendiri melihat itu, apa Altair tidak mengobati luka nya.
"Muka kamu lebam, harus diobatin." Ucap Naura
"Kamu ga marah sama aku?" Tanya Altair
"Aku ga bilang aku ga marah, aku bilang luka kamu harus diobatin" Jawab Naura, ia menggandeng Altair menuju ke UKS untuk membersihkan luka nya.
***
Naura mengambil kotak P3K yang berada di lemari obat-obatan di UKS, untuk mengobati luka diwajah Altair. Sedangkan Altair hanya diam saja sedari tadi ia terus memperhatikan apa yang dilakukan Naura. Altair sendiri tidak menyangka Naura akan membawa nya ke UKS untuk mengobati luka nya, padahal Naura sedang marah tapi ia tetap mengkhawatirkan Altair. Hal itu membuat seulas senyum tipis menghiasi bibir Altair.
Naura mengobati lebam dipipi Altair dengan telaten, ia melakukan nya dengan serius dan juga perlahan-lahan.
"Awss... Pelan-pelan sayang sakit" Ringis Altair saat Naura sedikit menekan luka nya
Jika biasa nya Naura akan salting jika dipanggil sayang, maka kali ini ia diam saja bahkan ia mengabaikan ucapan Altair.
"Kamu makin cantik kalau diliat dari deket gini" Puji Altair mengamati wajah Naura, tapi Naura tetap diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
NaurAltair (END)
Novela Juvenil[Follow sebelum membaca ya] Naura Velencia gadis dengan berbagai permasalahan dihidup nya, cukup dengan satu senyuman maka orang akan mengira ia baik-baik saja. Padahal kenyataan nya tidak. Hidup Naura penuh dengan kesedihan, Hanya saja Naura terlal...