42. ALRA

178 17 4
                                    


"Mau aku suapin ga sayang?" Tanya Altair pada Naura. Tapi sialnya pertanyaan itu membuat Gilang langsung memasang ekspresi jijik seperti ingin muntah.

"Uekk..mules gue denger nya"

"Aku bisa makan sendiri" Jawab Naura menggelengkan kepala nya

Saat ini mereka sedang berada dikantin menghabiskan jam istirahat untuk mengisi perut yang lapar. Namun, berbeda untuk kali ini, jika biasa nya Altair hanya berlima maka kali ini tidak lagi, karna ada Naura dan Adel yang ikut bergabung dengan mereka.

Tidak usah dipertanyakan lagi bagaimana reaksi para siswi yang melihat itu, jelas mereka menatap nya tak suka. Dan tanpa Altair sadari, Naura merasa tidak nyaman dengan posisi itu.

"Kalo lo ehh kamu mau disuapin bilang ya" Ucap Altair lagi

"Ngomong masih belibet ga usah sok mau nyuapin, ntar anak orang keselek" Bukan nya Naura yang menyahut malah Gilang.

"Jomblo gausah banyak bacot" Balas Altair membuat Gilang mengumpat

"Sialan!"

"Bim, kenapa sambel nya dikit banget" Protes Adel pada Bima yang menaruh sedikit sambal di mie ayam nya

"Ga baik buat lambung kamu" Jawab Bima

"Tapi kan kamu tau Bim--"

"Iya, aku tau kamu Lia" Potong Bima cepat "Aku ga mau kamu sakit perut nanti belajar kamu keganggu" Sambung Bima

Adel memang suka sekali memakan makanan yang pedas. Tapi, setiap bersama Bima, Adel tidak boleh memakan makanan pedas apapun itu. Dengan alasan takut ini takut itu, inilah alasan mengapa Adel jarang menghabiskan waktu istirahat dengan Bima, karna ia tidak bisa makan sesuka hati nantinya.

"Ra, nasi goreng nya pedes ga?" Tanya Altair tiba-tiba, ia seperti tidak ingin kalah dari Bima.

"Engga Al" Jawab Naura

"Kalo pedes bilang ya, lo ehh kamu ga boleh makan yang pedes-pedes."

"Harus makan yang banyak ya Ra, lo ehh kamu harus keliatan gemuk pacaran sama gue, maksud nya aku, biar dilihat orang kamu bahagia" Ujar Altair yang mendapat Anggukan dari Naura

"Padahal aslinya ngebatin" Sindir Gilang

"Sabar ya Naura" Kata Juna prihatin

"Jomblo ya? Pantesan sirik" Sinis Altair

"Ngapain gue sirik sama lo, gue mah udah pernah pacaran. Ga kaya lo, baru pertama kali pacaran makanya alay" Kata Gilang tak mau kalah

"Iyalah. karna gue orang nya milih-milih, jadi hanya orang spesial seperti Naura yang bisa jadi pacar gue, buat yang pertama dan terakhir." Balas Altair yang juga tak mau kalah

Gilang memutar bola mata nya malas "Terserah lo sama keluarga lo yang tajir-tajir" Gilang lebih memilih melanjutkan memakan makanan nya, dibanding berdebat dengan Altair.

"Liat tuh Naura, harus nya yang modelan nya kek begini jangan diterima" Ucap Juna mengkompori Naura

"Jangan ikut-ikutan Gilang, Jun. mau gue sembur lo!" Sahut Altair, sedangkan Naura hanya bisa menanggapi itu dengan senyum kikuk nya.

Kebetulan Lintang dan Naura memang duduk berhadapan, Entah perasaan Naura atau bukan, yang jelas ia merasa Lintang sedang memperhatikan dirinya. seperti membaca gerak tubuh Naura. Apa Lintang tau kalau sebenarnya Naura tidak nyaman satu meja dengan mereka?

"Pacar lo ga nyaman" Celetuk Lintang tiba-tiba

Altair yang sedang menyantap somay menatap Lintang dengan dahi mengkerut, lalu beralih menatap Naura.

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang