64. Sebuah Rencana

73 7 0
                                    


PERASAAN takut sekaligus cemas begitu mendominasi Naura. Bagaimana tidak? Setelah pertengkaran nya tadi dengan Altair, Naura benar-benar tidak bisa tenang.

"Aku kecewa sama kamu, Ra."

Kata-kata itu lah yang selalu terngiang-ngiang dikepala Naura. Ia sudah membuat Altair kecewa, untuk yang kedua kali nya. Naura bingung apa yang harus ia lakukan sekarang, ia tidak akan bisa tenang jika seperti ini.

"Adel gimana, Altair marah sama aku. Apa yang harus aku lakuin?" Tanya Naura cemas, ia tidak berhenti mondar mandir dari tadi.

Sekarang ia berada dirumah Adel, Naura memang sengaja pulang bersama Adel sesuai dengan rencana mereka.

"Lo tenang dulu Nau, jangan panik gini" Adel berusaha untuk menenangkan Naura yang tidak bisa diam dari tadi

Naura menjatuhkan dirinya dikursi, menopang kepala dengan kedua tangan nya. "Altair kecewa sama aku Del, ga mungkin aku bisa tenang" Naura menundukkan kepala nya, tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Adel sudah mendengar semua cerita dari Naura, ia juga bingung harus melakukan apa. Apa lagi, Naura terlihat begitu panik membuat Adel jadi ikut-ikutan panik.

"Aku udah coba ngehubungin Altair, tapi ga dijawab sama dia. Dia pasti kecewa banget sama aku Del" Ucap Naura lagi

"Lo tenang ya Nau, gue coba telpon Bima buat nanyain keadaan Altair." Adel mencoba menghubungi Bima, untuk menanyakan apakah Altair bersama nya atau tidak. dan tidak butuh waktu lama, Bima langsung mengangkat panggilan telpon dari Adel.

"Halo sayang" Sapa Bima, dari sebrang telpon.

"Altair sama kamu ga?" Tanya Adel, tanpa basa basi.

"Loh, kok kamu malah nanyain Altair si?" Tanya Bima heran

"Naura berantem sama Altair"

"Hah? Kok bisa" Bima tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya mendengar itu

"Cerita nya nanti aja, sekarang Altair mana?" Tanya Adel lagi

"Dia ga sama aku, tadi dia pulang duluan."

"Coba kamu telpon dia, cari dia ada dimana, Kalo sampe Altair marah beneran. Gagal semua rencana kita, Bim"

"Oke aku bakal coba cari dia, kamu tenang ya."

"Aku tunggu kabar baik dari kamu, Secepatnya!"

Setelah itu Adel langsung mematikan telpon secara sepihak, tanpa menunggu jawaban dari Bima.

"Tenang ya Nau, semua bakal baik-baik aja kok" Adel mengusap-usap punggung Naura, untuk menenangkan gadis itu.

"Apa aku jujur aja sama Altair? Aku bener-bener ga bisa tenang kalo kaya gini Del"

Adel langsung menggeleng, menolak usulan Naura. "Jangan Nau, Kalo lo jujur, sia-sia semua yang udah lo lakuin."

"Gue udah bilang Bima buat ngatasin masalah ini, jadi lo ga perlu terlalu takut." Ucap Adel

Naura menarik nafas dan menghembuskan nya pelan, semoga saja apa yang dikatakan Adel itu benar.

***

"Gimana Bim di angkat ga?" Tanya Gilang pada Bima

Bima menggeleng "Ga di jawab, padahal handphone nya aktif"

Saat ini Bima bersama yang lain, sedang berkumpul dirumah Juna untuk membicarakan kemana pergi nya Altair. Setelah mendapat telpon dari Adel, Bima mencoba menghubungi Altair untuk menanyakan dimana keberadaan laki-laki itu, Bima mencoba menghubungi Altair berkali-kali, tapi sama sekali tidak ada jawaban. Membuat Bima kesal sendiri

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang