25. Khawatir

234 28 0
                                    


DENGAN perasaan khawatir Naura menunggu didepan ruang BK, berharap Altair segera keluar dan semoga saja Altair tidak mendapatkan hukuman yang berat dari Bu Susi. Naura menunggu sendiri karna Adel tadi harus kembali ke kelas mengingat jam pelajaran sudah berlangsung.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Altair keluar juga. "Naura?" Kaget nya

"Kok lo bisa disini?" Tanya Altair pada Naura yang sedang menatap nya

Belum sempat Naura menyahut tiba-tiba Rico keluar dari ruang BK melewati Altair dan Naura tapi sebelum itu ia sempat melirik kedua nya, Altair yang melihat itu memandang Rico dengan perasaan jengkel.

"Muka kamu harus diobatin nanti infeksi" Ucap Naura lalu menarik tangan Altair membuat Altair terkejut

"Ehh"

Altair dan Naura berjalan bersama menuju UKS dengan posisi tangan Altair yang digandeng Naura, hal itu membuat senyum dibibir Altair terbit. Biasa nya Altair yang suka seenak nya menggandeng tangan Naura, Tapi ini Naura sendiri? Bagaimana Altair tidak senang.

Tidak butuh waktu lama kedua nya sampai diUKS, Naura segera mencari obat dan kapas untuk mengobati lebam dipipi Altair.
Sedang kan Altair hanya diam saja menerima perlakuan Naura pada nya.

"Kenapa bisa gini Al?" Tanya Naura sambil mengobati pipi Altair dengan telaten

"Lo khawatir ya Ra?" Tanya balik Altair

"Jelas aku khawatir karna baru kali ini aku denger kamu berantem aku takut kamu kenapa-kenapa" Ucap Naura spontan

Senyum Altair menggembang mendengar ucapan Naura sedangkan Naura sendiri merutuki kebodohan nya kenapa ia bisa berbicara seperti itu didepan Altair? Naura kan malu.

"Kalo begini gue rela deh berantem tiap hari biar dikhawatirin sama lo--Awssss" Ringis Altair saat Naura sengaja menekan luka nya

"Jangan suka berantem" Ucap Naura membuat Altair menyengir

"Hehe engga Ra yang tadi itu Royco dulu yang cari masalah sama gue. Lo tau gue kan anak alim dan anak baik-baik mana mungkin cari masalah" Jelas Altair

Jika teman-teman nya mendengar ini mungkin ia sudah dihujat habis-habisan.

"Royco bukan nya bumbu masakan?" Tanya Naura polos

Altair terkekeh pelan mendengar kepolosan Naura "Nama nya Rico cuma kecakepan ga sesuai sama orang nya, jadi gue panggil aja Royco."

"Aku boleh minta sesuatu sama kamu?" Tanya Naura dengan ragu

"Apapun buat lo Ra asal jangan hati gue ya karna ga perlu lo minta hati gue udah punya lo"

"Altair aku serius" Ucap Naura sedikit kesal

"Iya serius Ra emang muka gue keliatan bercanda"

Naura menghela nafas memang harus sabar-sabar jika menghadapi Altair "Aku cuma minta kamu jangan pernah berantem lagi. Cukup ini aja aku denger kamu berantem untuk yang pertama dan terakhir aku ga mau kamu kenapa-kenapa." Tutur Naura

Tangan Altair terulur menggenggam tangan Naura dan meletakan tangan Naura didada nya "Lo bisa denger betapa hebat nya detak jantung gue saat denger lo ngomong gitu kan Ra" Ucap Altair

Naura merasakan detak jantung Altair berpacu lebih cepat dari biasanya. Altair tidak berbohong soal itu. "Ini baru denger lo ngomong khawatir sama gue gimana kalo gue denger ucapan cinta dari lo mungkin gue bakalan pingsan"

"Hmm..aku ga bermaksud mengatur kamu aku cuma--"

"Gue seneng lo khawatirin Ra." Potong Altair cepat

Naura takut ucapan nya salah dan malah terkesan mengatur Altair padahal ia bukan siapa-siapa.

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang